Jakarta (pilar.id) – Pabrikan mobil listrik China, BYD, kembali mencatat prestasi gemilang dengan memecahkan rekor penjualan bulanan mereka sendiri.
Pada Juni lalu, BYD berhasil menjual 341.658 unit Kendaraan Energi Baru (NEV), yang mencakup mobil listrik murni dan plug-in hybrid.
Angka ini menunjukkan peningkatan 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan melampaui rekor sebelumnya pada Desember 2023 dengan penjualan 341.043 unit NEV.
Kebijakan penurunan harga yang agresif pada model-model populer seperti Seagull, Atto 3, Dolphin, dan Seal menjadi salah satu faktor utama lonjakan penjualan BYD. Seagull, model EV paling terjangkau dari BYD, dijual mulai dari €9.000 (sekitar Rp 158 juta) di China.
Harga ini membuat mobilitas listrik semakin mudah diakses oleh masyarakat luas. Namun, di luar China, harga Seagull bisa mencapai sekitar €19.000 (sekitar Rp 333 juta).
Penjualan mobil listrik murni BYD mengalami peningkatan signifikan sebesar 13 persen dibandingkan Juni tahun lalu, mencapai 145.179 unit. Angka ini berkontribusi pada total penjualan mobil listrik murni BYD selama semester pertama 2024 yang mencapai 726.153 unit, meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
BYD tidak hanya sukses di pasar domestik China, tetapi juga melebarkan sayap ke pasar global. Perusahaan ini baru saja meluncurkan model EV ketiga mereka di Jepang, yakni Seal EV, dengan harga ¥5,28 juta (sekitar Rp 541 juta).
Seal, yang menjadi pesaing serius Tesla Model 3, juga akan segera memasuki pasar Korea Selatan dan sudah tersedia di beberapa negara Eropa.
Ambisi BYD tidak hanya berhenti pada menyediakan mobil listrik yang terjangkau. Mereka juga merambah segmen mewah dengan model Yangwang U9, sebuah hypercar listrik dengan tenaga 1.200 horsepower yang siap bersaing dengan pabrikan mobil sport ternama.
Selain itu, BYD turut memasuki pasar mid-size SUV dengan Sea Lion 07, yang dibanderol mulai dari RMB 189.800 (sekitar Rp 429 juta) di China, lebih murah dibandingkan Tesla Model Y. (hdl)