Jakarta (pilar.id) – Chelsea jadi salah satu klub paling aktif mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim dingin Januari 2023 lalu.
Total ada delapan pemain baru yang didatangkan Chelsea ke Cobham, pusat latihan Chelsea, dengan gelontoran dana lebih dari 600 juta Euro.
Namun, Chelsea tetap tak mendapat solusi instan atas masalah yang mereka hadapi. Chelsea tetap tak bisa cetak gol dan kesulitan untuk bisa meraih kemenangan.
Banyak pengamat yang memberi penilaian bahwa transfer Chelsea sporadis dan tidak efektif. Sehingga, tidak bisa menyelesaikan masalah di Chelsea yang telah muncul sejak awal musim.
Masalah utama Chelsea sejak memasuki musim 2022/2023 adalah kesulitan mencetak gol. Di masa kepelatihan Thomas Tuchel, Chelsea bermain dengan penguasaan bola tinggi.
Mereka juga kerap mampu menciptakan banyak peluang di setiap pertandingan. Namun, selalu kesulitan untuk bisa melakukan konversi peluang jadi gol.
Di masa Graham Potter, masalah bertambah. Chelsea kehilangan kreatifitas untuk menciptakan peluang. Di sisi lain, masalah utama dalam urusan mencetak gol tetap tak ada solusi.
Hal ini terbukti dari catatan pertandingan mereka hingga tengah musim Premier League. Dari 21 pertandingan yang telah dijalani, Chelsea hanya mampu mencetak 22 gol.
Atau rata-rata hanya satu gol per pertandingan. Di sisi lain, angka kebobolan Chelsea juga tinggi dengan 21 kebobolan.
Artinya, rata-rata Chelsea kebobolan satu gol per pertandingan. Untuk kondisi lini pertahanan yang juga rapuh, Chelsea sejauh ini menemukan solusi dengan masuknya Benoit Badiashile.
Pemain berusia 21 tahun ini cukup kokoh bermain di lini belakang Chelsea menemani Thiago Silva. Badiashile di tiga pertandingan terakhir selalu jadi pilihan utama Chelsea.
Ia berhasil menyingkirkan bek senior Chelsea yang juga baru didatangkan di bursa transfer Agustus 2022 lalu, Kalidou Koulibaly.
Sayangnya, masalah di penciptaan peluang dan mencetak gol belum teratasi. Posisi gelandang bertahan Chelsea yang mulanya diisi Jorginho berhasil dicarikan pengganti yang cukup kokoh di sosok Enzo Fernandez.
Enzo yang langsung menjalani debut hanya beberapa hari setelah didatangkan dari Benfica terbukti mampu menjaga kedalaman lini tengah Chelsea dengan baik di laga melawan Fulham, Sabtu (4/2/2023) dini hari tadi.
Namun, kreatifitas Jorginho yang kerap mampu memberikan umpan-umpan trobosan berbahaya belum nampak bisa dilakukan oleh Enzo dengan baik.
Meski, Enzo juga cukup baik mengontrol tempo pertandingan dan mengalirkan bola saat melakukan serangan.
Deretan pemain sayap dengan banderol harga mahal seperti Mykhaylo Mudryk juga belum mampu membawa perbedaan dan memberikan solusi dalam urusan menciptakan peluang.
Di laga melawan Fulham, Mudryk terisolasi di sayap kanan dan tidak mampu menunjukkan banyak aksi melewati lawan untuk menciptakan peluang ataupun melalui umpan-umpan yang akurat.
Bahkan, Sterling yang masuk di babak kedua justru terlihat lebih eksplosif dan memberikan dampak saat Chelsea membangun serangan dan membongkan pertahanan Fulham yang cukup rapat.
Mason Mount dan Gallagher yang diharapkan mampu memberikan sisi kreatifitas melalui pergerakan dan umpan-umpan terobosan ke lini pertahanan lawan juga masih belum mampu tampil maksimal.
Mount, sudah sejak akhir musim 2021/2022 lalu mengalami penurunan performa. Mount yang biasanya mampu menciptakan peluang dengan umpan dan pergerakan dari tengah lapangan terlihat kesulitan.
Bahkan, beberapa kali umpan Mount di laga melawan Fulham juga tidak sampai ke sasaran.
Sedangkan Kovacic dan Kante masih mengalami cedera dan belum bisa bermain. Padahal, dua sosok tersebut merupakan bagian penting dalam penciptaan peluang Chelsea.
Kontan, di pertandingan melawan Fulham yang merupakan pertandingan pertama Chelsea usai bursa transfer, hanya Hakim Ziyech yang mengisi tugas menciptakan peluang dan kerja-kerja kreatif di lapangan.
Sialnya, di tengah kondisi sulit gol yang dialami Chelsea, mereka hanya mendatangkan satu penyerang baru, David Datro Fofana.
Namun, di usia yang masih 20 tahun, Fofana tampak masih belum bisa nyetel dengan permainan Chelsea.
Bahkan, saat mendapatkan peluang besar di laga melawan Fulham, Fofana masih gagal mencetak gol.
Padahal, ia sudah melewati Berd Leno dan menghadap gawang kosong.
Sedangkan Havertz dan Aubameyang juga belum menampilkan permainan terbaik mereka dari minggu ke minggu.
Havertz masih terlalu rapuh untuk menjadi sosok penyerang tunggal di lini depan. Sedangkan Aubameyang juga kerap membuang-buang peluang.
Memang masih terlalu dini untuk menilai apakah hasil belanja besar-besaran Chelsea di Bulan Januari bisa dinilai berhasil atau gagal.
Namun, di laga melawan Fulham, Chelsea masih tampak berkutat dengan masalah yang sama, tak bisa mencetak gol dan sulit untuk bisa meraih kemenangan. (fat)