Jakarta (pilar.id) – Beredar isu bahwa Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, telah mengadakan pertemuan membahas pergantian posisi jabatan menteri atau reshuffle. Sepertinya, PAN selangkah lagi masuk ke dalam kabinetnya Presiden Jokowi.
Analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menilai, PAN akan sangat beruntung jika masuk ke dalam kabinet Jokowi. Harapan palsu yang selama ini terjadi sepertinya akan dieksekusi oleh Jokowi.
Apabila PAN nantinya mendapatkan jatah satu menteri dan satu wakil menteri, maka PAN akan sangat senang dan beruntung. Karena selama ini PAN tidak berdarah-darah dan berkeringat untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.
“Soal dapat jatah menteri dan satu wamen, isu itu sudah lama dan saat ini muncul kembali menjelang reshuffle,” kata Ujang, Kamis (10/3/2022).
Dia menilai, reshuffle kali ini tidak berhubungan dengan desain atau wacana untuk memperpanjang periode jabatan presiden. Ia menyebutkan, kendati PAN mengusulkan wacana penundaan Pemilu 2024 bersama PKB, namun Presiden Jokowi sudah memberikan pernyataan tegas akan menaati konstitusi.
“Karena operasi yang dilakukan sudah kebaca dan ketahuan. Juga Jokowi sudah bicara via Menkopolhukam Mahfud MD, bahwa Jokowi sepakat Pemilu di 2024. Apalagi partai-partai koalisi Jokowi juga banyak yang menolak,” tutur Ujang.
Dia menilai, masuknya PAN ke dalam kabinet bukan untuk memuluskan wacana perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan Pemilu 2024. Wacana perpanjangan masa jabatan presiden tersebut sudah kandas.
“Soal reshuffle itu adalah perkara bagi-bagi jabatan saja. Karena PAN belum dapat, ya akan diakomodir oleh Jokowi,” tegas dia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini bilang, itulah politik, semua dinamis, apapun bisa terjadi di politik. Kawan bisa jadi lawan begitu juga sebaliknya, lawan bisa jadi kawan. Dulu ketika awal-awal PAN akan masuk koalisi Jokowi, partai-partai koalisi banyak yang menolak. Namun saat ini relatif semuanya menerima.
“Tak masalah Zulhas dengungkan penundaan pemilu. Karena Zulhas bicara penundaan pemilu itu
kan skenario,” pungkasnya. (her/din)