Surabaya (pilar.id) – Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret. Sejumlah komunitas dan tokoh seni musik di Surabaya menggelar acara doa dan ziarah di makam Wage Rudolf Soepratman, tokoh nasional Indonesia dibidang musik.
Heri Lentho, ketua pelaksana acara doa dan ziarah ini, menceritakan jika lahirnya Hari Musik Nasional bermula dari kritik yang diberikan oleh Dwiki Dharmawan dan Beni Panjaitan. Ketika itu, para seniman dan musisi sedang memperingati Hari Musik Internasional yang berlangsung pada 21 Juni tahun 2000.
“Mereka mengkritik belum adanya hari musik nasional di Indonesia. berangkat dari kritikan itulah, maka ditetapkan hari musik pada tanggal ini di tahun 2003,” ceritanya.
Penetapan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional sendiri, diambil dari tanggal lahir WR Soepratman yang merupakan tokoh penting di dunia musik nasional. Setelah penetapan itulah, menurut keterangan Heri, kawan-kawan seniman di Surabaya rutin menggelar ziarah dan doa bersama di makam WR Soepratman.
Namun, pada peringatan Hari Musik nasional tahun ini, ada hal yang berbeda. Dalam kunjungan ke makam yang terletak di Kenjeran, Rengkeh, Tambaksari ini, turut serta 2 talenta muda berbakat di seni musik.
Kedua anak tersebut adalah Geraldine, anak didik dari Erwin Gutawa dan Tegar, anak tunanetra yang memiliki bakat bermain piano sejak umur 3 tahun. Tak hanya ikut sebagai peserta, keduanya juga diberikan kesempatan untuk memainkan sejumlah lagu buatan WR Soepratman.
Tegar misalnya, yang berdiri di tepi makam menghadap piano, membawakan lagu Matahari Terbit. Dengan memainkan lagu-lagu yang pernah dibuat oleh WR Soepratman, para seniman berharap bisa kembali menghidupkan kembali karya-karyanya. Sehingga, kegiatan ziaarah dan doa bersama setiap Hari Musik Nasional ini tidak hanya sekedar menjadi ritual upacara.
“Kita undang 2 anak muda bertalenta ini, agar mereka tahu karya-karya WR Supratman dan bisa menghargai pahlawannya. Acara ini dalam rangka memaknai karya musiknya, bukan hanya ritual upacra ,” ujar Heri
Kedepan, Heri berharap agar acara peringatan musik nasional ini dapat diapresiasi oleh pemerintah dengan datang, serta ikut berperan dalam peringatan hari musik Nasional
“Harusnya pemerintah nasional ataupun kota, bisa datang kesini, untuk ikut serta menghayati dan memperingati hari musik nasional yang hanya di adakan di Surabaya,” pungkas Heri. (jel/fat)