Surabaya (pilar.id) – Dalam mendorong pembelajaran yang menyenangkan baik secara online maupun offline, UK Petra Surabaya terus berupaya untuk memanfaatkan dan mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
Salah satunya dengan meluncurkan Petraverse. Gagasan ini kemudian diresmikan di Virtual Reality Laboratory Gedung W lantai 3 kampus UK Petra, Kamis (28/7/2022).
Dijelaskan Felix Pasila, Ketua Tim Petra Digital Institute UK Petra, jika Petraverse ini merupakan program Learning Management System (LMS) gamification karya Petra Digital Institute UK Petra.
“Petraverse sebenarnya mindset, konsepnya kita bisa datang ke virtual, dengan menggunakan Virtual Reality dan bisa mendatangkan Virtual kedalam dunia nyata. Dua konsep yang berlawanan, tapi bisa dijadikan satu, itu Petraverse,” jelasnya.
Lebih rinci, Felix menjelaskan jika dalam Petraverse saat ini terdapat 8 modul, yang merupakan mata kuliah dengan jumlah mahasiswa terbanyak.
” Dalam Petraverse juga menyediakan empat sistem pembelajaran asinkronus secara digital, yaitu Virtual Novel, Komik Interaktif, Role-Playing Game dan Virtual Reality,” sebut Felix pada acara peresmian Petraverse.
Tak hanya itu, pada Petraverse juga terdapat 9 avatar atau karakter yang menggambarkan pemain, ketika usai melewati test yang dikerjakan dalam 12 menit, dengan menjawab 54 pertanyaan singkat dan bisa berganti setelah proses pembelajaran modul digital di Petraverse.
Adapun kesembilan karakter tersebut diantaranya, The Scholar, The Ambassador, The Director, The Strategist, The Warrior, The Healer, The Counselor, The Steward dan The Sage.
Dalam pengerjaannya, Felix menyampaikan terdapat beberapa kendala, seperti harus berkolaborasi dengan story teller, background bahasa, desain, programmer, serta guru yang memiliki pola pikir yang kreatif.
“Kedepan Petraverse akan tetap dikembangkan, lebih banyak lagi simulator, karna kita akan ada program studi berbasis IoT, jadi mereka akan support kita membuat simulasi virtual reality,” jabarnya
Dalam teknologi Petraverse, UK Petra juga telah berkerjasama dengan beberapa kampus, baik dari pemakaian hingga pengembangannya.
“Petraverse konsepnya daring, jadi bisa datang disini, atau di rumah jika memiliki alat VR, modul ini sifatnya bisa diambil kapan pun dalam waktu apapun,” ucapnya.
Adanya teknologi pembelajaran seperti Petraverse, Felix berharap agar bisa diambil oleh semua mahasiswa yang jumlahnya tiap tahun bertambah 2 juta.
“Harapannya, bisa jual dengan harga yang murah. Kita menunggu 5G, dan harga headset turun, kalau itu terjadi. Dalam waktu 5 tahun, kita akan punya banyak modul dan harganya bisa sangat murah, dan semua mahasiswa dapat menikmati metode pembelajaran seperti Petraverse ini,” harap Felix. (jel/hdl)