Jakarta (pilar.id) – Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Bobby Soemiarsono, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui upaya mitigasi dan deteksi terus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di wilayah Jawa Timur.
Menurutnya, mitigasi area rawan sangat penting untuk menjaga kawasan hutan di Jawa Timur dari dampak bencana kebakaran hutan. “Kami mengajak kabupaten/kota untuk melakukan mitigasi dengan mengembalikan fungsi hutan melalui rehabilitasi, baik secara manual maupun melalui aeroseeding (penanaman bibit menggunakan pesawat),” ujarnya dalam paparannya pada Rakorsus Tingkat Menteri Antisipasi Karhutla Tahun 2024 di Auditorium Manggala Wanabakti Kementerian LHK Jakarta, Kamis (14/3).
Dia juga mengungkapkan bahwa Jawa Timur memiliki tiga gunung yang pernah mengalami Karhutla, yakni Gunung Arjuna, Gunung Bromo, dan Gunung Lawu.
Dalam penanganan Karhutla, Pemprov Jawa Timur telah menerjunkan tim pemadam darat sebanyak 2.891 personil dari berbagai instansi, termasuk BNPB, BPBD, Perhutani, PMI, hingga TNI/Polri. Selain itu, juga melibatkan berbagai unsur lain seperti Polhut/BKSDA, Tagana Dinsos, Damkar, LMDH, relawan, dan masyarakat setempat.
“Jumlah personil pemadam darat yang diterjunkan tersebar di masing-masing area bencana Karhutla, yakni Gunung Arjuno (1790 personil), Gunung Bromo (396 personil), dan Gunung Lawu (705 personil), serta ditambah 200 personil dari wilayah Magetan,” ungkapnya.
Tidak hanya menerjunkan tim darat, Pemprov Jawa Timur juga melaksanakan pemadaman Karhutla melalui udara (Water Boombing). Pada tahun 2023, Water Boombing dilakukan sebanyak 544 kali dengan mengangkut sekitar 921.600 liter air.
Bobby juga menyampaikan apresiasi terhadap bantuan dari BNPB berupa Helikopter Tipe AS350B3e dan Super Puma dalam penanganan darurat bencana kekeringan dan Karhutla di Kabupaten Malang dan Pasuruan.
Namun, Bobby mengakui bahwa masih ada berbagai tantangan dan kendala di lapangan, seperti kondisi cuaca yang berkabut dan tertutup asap, serta lokasi titik api yang sulit dijangkau oleh tim pemadam darat.
Menyikapi tahun 2024, Pj. Sekdaprov Bobby telah melakukan koordinasi dan kesiapsiagaan menghadapi Karhutla dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Pemantauan iklim, cuaca, dan titik panas (hotspot) terus dilakukan, serta memastikan peralatan pemadam Karhutla lengkap dan berfungsi dengan baik.
“Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” tambahnya.
Di akhir paparannya, Bobby menyebut bahwa berbagai upaya mitigasi bencana yang telah dilakukan di Jawa Timur telah mendapat apresiasi dari BNPB, yang ditandai dengan penurunan Indeks Risiko Bencana (IRB) dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, IRB Jawa Timur turun menjadi 101,64 persen dari sebelumnya 108,69 persen pada tahun 2022.
Turut hadir dalam Rakorsus ini, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. (riq/ted)