Jakarta (pilar.id) – PT PLN (Persero) telah merilis platform bernama PLN Climate Click sebagai alat pendukung perdagangan karbon antar pembangkit listrik di Indonesia. Platform ini memungkinkan pemantauan berkala terhadap perkembangan dan langkah-langkah dekarbonisasi yang dilakukan oleh PLN.
PLN Climate Click, yang telah aktif sejak 8 September, diharapkan dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengikuti secara langsung proses dekarbonisasi yang dilakukan oleh PLN.
Peluncuran aplikasi PLN Climate Click ini juga diiringi dengan talk show mengenai Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, serta Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hari Wibowo.
Selain itu, dalam pembahasan ini turut hadir Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Edo Mahendra, Koordinator Perlindungan Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bayu Nugroho, dan Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN, Kamia Handayani.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti, NEK diadakan untuk mendukung pencapaian target NDC (Nationally Determined Contribution). Perdagangan karbon tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga internasional. Oleh karena itu, perlu dirancang skema perdagangan karbon luar negeri yang dapat memfasilitasi pasar wajib dan pasar sukarela dalam upaya untuk mengumpulkan pendanaan internasional untuk mitigasi iklim.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menegaskan bahwa langkah yang diambil oleh PLN dengan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click adalah upaya kolektif dan kolaboratif dalam penanganan perubahan iklim. Hal ini juga mendapat respon positif karena PLN diharapkan dapat berperan sebagai pusat manajemen perdagangan karbon di sektor energi.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa perdagangan karbon sudah menjadi tren global, dan Indonesia menginisiasi hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi dan mengendalikan emisi karbon yang dapat dipantau secara langsung. Darmawan menekankan bahwa peluncuran PLN Climate Click adalah bentuk komitmen PLN untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Darmawan juga menyatakan bahwa PLN Climate Click diharapkan dapat menjadi alat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi dampak negatifnya dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih baik, tepat, cepat, dan efektif.
Inovasi ini juga merupakan bagian dari komitmen PLN dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang sudah mulai dirasakan. Aplikasi ini juga akan memperkuat tata kelola perubahan iklim di PLN.
Selanjutnya, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, menjelaskan bahwa aplikasi ini akan menyediakan data seperti inventarisasi emisi GRK scope 1 (emisi langsung), scope 2 dan 3 (emisi tidak langsung), perdagangan emisi, offset karbon, aksi mitigasi perubahan iklim, dan aksi adaptasi perubahan iklim di lingkungan PLN Grup.
Haryadi menambahkan bahwa dalam pelaksanaan perdagangan karbon, PLN akan mengikuti peraturan implementasi NEK. Saat ini, PLN memiliki setidaknya lima entitas perusahaan yang berperan dalam implementasi NEK sebagai bagian dari pengembangan bisnis Perusahaan. Kelima entitas tersebut ialah PT PLN Indonesia Power (IP) dan PT PLN Nusantara Power (NP) yang berperan sebagai pelaku perdagangan karbon, PT PLN ICON Plus sebagai penyedia dan pengembang platform perdagangan karbon, PT Energy Management Indonesia (EMI) sebagai management office perdagangan karbon, dan PLN Pusertif sebagai Lembaga validasi dan verifikasi.
PLN menegaskan kembali keikutsertaannya dalam mendukung pelaksanaan perdagangan karbon, baik melalui perdagangan langsung maupun bursa karbon, sesuai dengan peraturan pemerintah. Diharapkan program perdagangan karbon ini dapat mendukung upaya PLN untuk mencapai NDC 2030 dan NZE 2060. (ted)