Surakarta (pilar.id) – Berbicara di depan umum untuk sebagian orang bisa jadi sulit dilakukkan. Apalagi jika kalian termasuk golongan pemalu. Namun, pemalu bukanlah kebiasaan Muhammad Hilmi Sabitul Azmi.
Mahasiswa yang menempuh Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ini memang memiliki keterampilan ketika berbicara di depan publik. Bahkan, akhir tahun lalu, ia berhasil mendapatkan Juara 1 Lomba Wicara Publik Tingkat Nasional pada 4 Desember 2021.
Ajang perlombaan tersebut digelar oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kegiatan bertajuk The Day of Manper tersebut merupakan lomba yang semua pesertanya diikuti oleh mahasiswa Prodi Administrasi Perkantoran se-Indonesia. Azmi menjadi salah satu mahasiswa yang ikut berpartisipasi dan pulang membawa juara.
“Sebenarnya saya ikut lomba itu buat nambah sertivikat, kan itu penting untuk CV juga ya. Saya juga melihat banyak mahasiswa di fakultas saya belum banyak yang mengikuti lomba-lomba seperti ini. Saya rasa ini juga bisa jadi ajakan supaya semua bisa ikut juga ke depannya.” Jelas Azmi.
Azmi menjelaskan lomba ini menjadi langkah untuk mengasah dirinya. Sebelum nantinya bekerja di perkantoran dan merasakan kerja yang sesungguhnya. Menurutnya tema yang ia usung juga sangat dasar jadi lebih mudah untuk mengusai materi yang dibawakan.
Tantangannya menurut penuturan Azmi justru lebih ke teknik, sebab ia juga harus riset mendalam lalu membuat script, memilih baju untuk dikenakan take video dan kemudian merekam videonya.
Azmi menceritakan hal paling menantang lagi setelah semuanya siap adalah mengasah mentalnya saat berhadapan dengan para pengunjung taman Cerdas di Belakang kampus Sebelas Maret.
“Take videonya seru sekali, saya dulu kalau ikut lomba kan offline dan hanya di ruangan, nah saat online sekarang ini harus mengirimkan video dan videonya di ambilnya sengaja di taman. Banyak orang jadi harus ada penyesuaian besar suara, intonasi dan penguasaan diri di tempat keramaian.” Katanya menjelasken persiapkan sebelum mengirim video.
Dukungan penuh dari Program studi, dosen dan orang tuanya yang membuat dirinya begitu percaya diri saat mengikuti lomba tersebut. Mengingat orang tuanya jauh di Bandung dan ini sebagai wujud rasa sayangnya terhadap orang tuanya yang selama ini mendukung penuh kegiatannya.
Azmi dalam kesehariannya di kampus cukup aktif dalam beberapa kegiatan seperti menjadi coach di marcing band dan beberapa kegiatan positif kampus lainnya.
Ia selalu yakin pada dasar hidupnya ‘karena bunga yang tumbuh itu tidak mekar bersamaan’ itu adalah kata-kata yang selalu ia pegang saat dimana pun. Menurutnya semua orang pasti punya masanya masing-masing. Yang terpenting adalah terus berusaha lakukan yang terbaik.
Tetap terus berkarya walau pun online. Sebanarnya menurut Azmi saat ini walau semua online itu tidak berpengaruh apa-apa ketika manusianya tetap berusaha. Ia juga menegaskan semua harus keluar dari zona nyaman dan agar hidup lebih positif dan tetap terus mengeluarkan karya-karya terbaik. (put/fat)