New York (pilar.id) – Dalam peringatan Hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada 10 Desember mendatang, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan pesan tegas tentang tantangan yang dihadapi dunia dalam melindungi hak asasi manusia.
Guterres menekankan bahwa hak asasi manusia adalah fondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik, dimulai dari sekarang.
“Hak asasi manusia sedang berada di bawah ancaman serius. Puluhan juta orang terjebak dalam kemiskinan, kelaparan, serta sistem kesehatan dan pendidikan yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi COVID-19,” ungkapnya, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (7/12/2024).
Ia menyoroti ketimpangan global yang terus meningkat, konflik yang makin parah, dan pelanggaran hukum internasional yang disengaja. Selain itu, ruang sipil yang menyempit, retorika kebencian, serta kekerasan yang menggerus hak-hak perempuan menjadi perhatian serius.
Hak Asasi untuk Masa Depan
Tema Hari Hak Asasi Manusia tahun ini menegaskan bahwa hak asasi manusia bersifat tak terpisahkan. Hak ekonomi, sosial, budaya, sipil, dan politik saling berhubungan; jika salah satu terlanggar, yang lain turut terpengaruh.
“Kita harus membela semua hak — selalu. Ini termasuk menyembuhkan perpecahan, membangun perdamaian, memerangi kemiskinan dan kelaparan, serta memastikan akses kesehatan dan pendidikan untuk semua,” ujar Guterres.
Ia juga menyoroti pentingnya memperjuangkan demokrasi, kebebasan pers, hak-hak pekerja, dan lingkungan yang sehat serta berkelanjutan. Menurutnya, pembela hak asasi manusia harus dilindungi dalam menjalankan tugasnya yang sangat penting.
Komitmen Global untuk Masa Depan
Guterres menegaskan bahwa Pact for the Future yang baru saja diadopsi memperkuat komitmen dunia terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
“Pada hari yang penting ini, mari kita lindungi, bela, dan tegakkan semua hak asasi manusia untuk semua orang,” tutupnya dengan ajakan penuh harapan. (ret/hdl)