Jakarta (pilar.id) – Sembilan periset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil masuk dalam daftar Top 2 Persen Ilmuwan Dunia versi Stanford University.
Pencapaian ini dinilai sebagai kebanggaan besar bagi Indonesia, karena menunjukkan pengakuan global terhadap kualitas riset ilmiah yang dihasilkan oleh para peneliti tanah air.
Anggota Komisi VII DPR RI, Abdul Kadir Karding, mengapresiasi capaian tersebut. “Pencapaian ini membuktikan bahwa riset dari para ilmuwan BRIN memiliki dampak signifikan secara global. Ini harus menjadi motivasi bagi peneliti lain di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas riset mereka,” ujarnya.
Karding juga menekankan pentingnya meningkatkan fasilitas riset di Indonesia agar para peneliti bisa lebih berdaya saing di tingkat internasional. “Keberhasilan ini mencerminkan bahwa BRIN telah menciptakan ekosistem riset yang baik, dan ini perlu didukung dengan peningkatan fasilitas dan dana riset,” tambahnya.
Daftar ilmuwan top dunia ini merupakan hasil pemeringkatan berdasarkan c-score, yang menghitung jumlah publikasi, sitasi, serta pengaruh jangka panjang dari karya ilmiah yang dihasilkan.
Dari 150 ilmuwan Indonesia yang masuk dalam pemeringkatan ini, sembilan di antaranya adalah periset BRIN yang diakui dalam berbagai bidang, seperti geokimia, biologi laut, kecerdasan buatan, dan kedokteran.
Karding juga menyoroti pentingnya pengembangan riset di bidang teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), serta teknologi hijau.
“Riset di bidang kesehatan dan teknologi medis juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Berikut adalah sembilan periset BRIN yang masuk dalam daftar ilmuwan top dunia:
- Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja – Riset kebencanaan
- Dr. Ratih Pangestuti – Teknologi dan proses pangan
- Prof. Muhammad Reza Cordova – Oseanografi
- Dr. rer. nat. Andri Frediansyah – Teknologi dan proses pangan
- Prof. Ahmad Najib Burhani – Ilmu sosial dan humaniora
- Rezzy Eko Caraka, S.SI., M.Sc(RE)., Ph.D. – Sains data dan informasi
- dr. Zulvikar Syambani Ulhak, Ph.D. – Kedokteran preklinis dan klinis
- Muhammad Adly Rahandi Lubis, S.Hut., Ph.D. – Biomassa dan bioproduk
- Dr. Agung Dwi Laksono – Kesehatan masyarakat
Pencapaian ini diharapkan dapat memicu lebih banyak kolaborasi riset antara Indonesia dan institusi internasional, sekaligus memperkuat inovasi serta daya saing Indonesia di kancah global. (hdl)