Malang (pilar.id) – Andi Setyawan, warga Kota Malang Jawa Timur, berjalan pelan ke dalam ruang-ruang di Kelenteng Eng An Kiong. Seperti pengunjung lain, ia juga datang dengan membawa dupa.
Setelah terdiam beberapa saat, ia mengambil tiga batang dupa atau hio dalam altar utama. Menyalakan, lalu membungkuk beberapa kali, memberikan hormat pada dewa dan dewi besar di klenteng.
“Besok Imlek. Saya sengaja datang hari ini ke kampung halaman,” ungkapnya sambil tersenyum. Sejak 2020, beberapa saat sebelum Pandemi Covid-19, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan berbasis teknologi informasi di Jakarta.
Gara-gara Covid-19, lanjut Andi, ia tidak bisa pulang ke Malang. Sejak 2022, ia mulai lebih leluasa untuk datang ke kampung halaman, merayakan Imlek bersama keluarga.
Pada puncak perayaan Imlek, Minggu (22/1/2023), ia dan keluarganya akan datang ke Kelenteng Eng An Kiong yang terletak di Jalan RE Martadinata, Kotalama, Malang. “Nggak lengkap kalau belum ke sini,” katanya.
Di tempat yang sama, pilar.id juga bertemu dengan Lina, warga Kota Lawang, Jawa Timur. Katanya, hari ini dan besok dia akan datang ke kelenteng ini.
“Perpisahan. Mulai Februari 2023 saya balik ke Lawang. Jadi ke depan sembahyangnya di Lawang, bukan di Kota Malang,” jelas perempuan yang hari itu datang bersama anak perempuannya ini.
Kelenteng Eng An Kiong, kata Lina, sejatinya memiliki makna luar biasa bagi dirinya. Sebagai orang yang lahir di Kota Malang, ia berkenalan dengan ajaran Khonghucu kali pertama di tempat ini.
“Saya diajak ayah dan ibu, lalu mengikuti mereka bersembahyang. Berkenalan dengan banyak teman. Memang dulu tidak bisa seleluasa sekarang. Dulu kelenteng juga tidak pernah ramai,” kenangnya.
Hingga saat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI, era keterbukuaan dan kebebasan dalam beribadah langsung dirasakan masyarakat Khonghucu.
“Kita tidak takut-takut bikin acara Barongsai, gelar wayang potehi, bahkan beribadah juga tidak perlu takut,” katanya.
Itu sebabnya, Lina dan keluarga sempat datang ke makam Gus Dur. “Ya, kami mendoakan beliau. Yang selalu berjuang untuk kami,” tegas Lina. (hdl)