Jakarta (pilar.id) – Knock Knock adalah film thriller psikologis Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2015. Film ini disutradarai oleh Eli Roth dan ditulis oleh Eli Roth, Guillermo Amoedo, dan Nicolás López. Berikut adalah informasi lengkap tentang film tersebut.
Film Knock Knock dirilis pada 9 Oktober 2015 di Amerika Serikat. Film ini mengusung gaya thriller, drama, dan horor sekaligus. Film ini berdurasi 99 menit, menawarkan alur yang penuh kejutan dan emosional.
Knock Knock (2015) berkisah tentang Evan Webber (diperankan oleh Keanu Reeves), arsitek sukses yang tinggal bersama istri dan dua anaknya di rumah mewah mereka di pinggiran kota.
Suatu malam, ketika istri dan anak-anaknya pergi ke luar kota untuk merayakan ulang tahun pamannya, Evan memutuskan untuk tinggal di rumah sendirian untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Namun, malam itu, dua wanita muda, Genesis (diperankan oleh Lorenza Izzo) dan Bell (diperankan oleh Ana de Armas), muncul di pintu rumahnya ketika hujan deras mengguyur.
Mereka meminta izin untuk meminjam telepon untuk menghubungi bantuan setelah mobil mereka mogok. Evan, merasa simpati, membiarkan mereka masuk ke dalam rumahnya untuk menunggu.
Tetapi apa yang dimulai sebagai tindakan kebaikan menjadi mimpi buruk bagi Evan ketika Genesis dan Bell mulai memainkan permainan psikologis yang mengerikan dengan memanfaatkan kelemahan dan keinginan terlarang Evan.
Dua wanita ini mengungkap sisi gelap Evan dan menyeretnya ke dalam permainan berbahaya yang mengancam untuk menghancurkan hidupnya.
Film ini dibintangi Keanu Reeves sebagai Evan Webber, Lorenza Izzo sebagai Genesis, Ana de Armas sebagai Bell, dan Aaron Burns sebagai Louis.
Film Knock Knock (2015) mendapatkan perhatian karena merupakan proyek yang berbeda dari biasanya bagi Keanu Reeves, yang dikenal dengan perannya dalam film aksi. Eli Roth, yang dikenal dengan film-film horor seperti Hostel, membawa sentuhan horor psikologis ke film ini.
Meskipun menerima tinjauan yang beragam dari para kritikus, Knock Knock berhasil menarik perhatian penonton dengan cerita yang menegangkan dan akting yang kuat. Keanu Reeves, Lorenza Izzo, dan Ana de Armas menerima pujian atas penampilan mereka dalam film ini.
Keanu Reeves vs Ana de Armas
Penampilan Keanu Reeves dan Ana de Armas jelas mencuri perhatian. Keanu Reeves adalah aktor yang terkenal dengan peran-peran aksi dalam film-film seperti The Matrix dan John Wick.
Namun, dalam Knock Knock, ia menampilkan sisi yang berbeda dari bakat aktingnya. Sebagai Evan Webber, seorang arsitek yang terjebak dalam situasi yang mencekam dan membingungkan, Reeves berhasil menangkap dengan baik perasaan kebingungan, ketakutan, dan frustrasi karakternya.
Penampilannya yang kuat membantu memperkuat ketegangan dalam cerita, dan menjadi salah satu alasan utama mengapa film ini menarik perhatian penonton.
Sementara Ana de Armas, sebelumnya telah muncul dalam film-film seperti Blade Runner 2049 dan Knives Out, memberikan penampilan yang memukau sebagai Bell, salah satu dari dua wanita muda yang muncul di rumah Evan.
Dia membawa karakternya ke dalam kehidupan dengan keanggunan yang menawan, tetapi juga mampu menunjukkan sisi yang gelap dan menakutkan dari karakternya saat cerita berlangsung. Keberadaannya membawa dinamika yang menegangkan antara karakter-karakter utama, dan menambah kompleksitas pada plot film ini.
Kombinasi dari penampilan yang kuat dari Keanu Reeves dan Ana de Armas membantu menciptakan atmosfer yang intens dan membuat film Knock Knock menjadi lebih menarik. Peran mereka berdua memberi kontribusi yang signifikan pada keseluruhan pengalaman menonton film ini.
Tema yang diangkat dalam film Knock Knock memang menggambarkan mimpi buruk yang mungkin dialami oleh banyak lelaki, terutama yang memiliki status sebagai suami dan ayah. Film ini menyentuh pada ketakutan yang mendasar tentang keamanan rumah tangga dan integritas pribadi.
Dalam cerita, karakter utama, Evan Webber, adalah seorang suami dan ayah yang setia kepada keluarganya. Namun, ketika ia ditinggalkan sendirian di rumah, ia secara tidak sengaja terperangkap oleh kedatangan dua wanita muda yang tampaknya membutuhkan bantuan. Tanpa disadari, tindakan kebaikan Evan membuka pintu bagi masalah yang lebih besar yang mengancam untuk menghancurkan hidupnya.
Kedatangan dua wanita muda tersebut mewakili ancaman yang datang dari luar, yang dapat mengganggu stabilitas dan kebahagiaan rumah tangga. Mereka memainkan permainan psikologis yang mengerikan dengan Evan, memanfaatkan kelemahan dan keinginan terlarangnya untuk menciptakan situasi yang mencekam dan berbahaya.
Dengan demikian, Knock Knock menghadirkan gambaran tentang ketakutan akan kehilangan kendali atas situasi, ketidakamanan dalam rumah tangga, serta konsekuensi dari tindakan-tindakan yang impulsif. Film ini memang menggambarkan mimpi buruk yang mungkin memicu ketegangan dan kecemasan bagi banyak lelaki yang berada dalam situasi serupa.
Pada akhirnya Knock Knock meninggalkan penonton dengan perasaan penasaran dan ketidakpastian yang kuat. Sang sutradara, Eli Roth, berhasil menghasilkan efek dramatis yang menggugah emosi penonton dengan cara mengakhiri cerita tanpa memberikan resolusi yang jelas.
Dalam film ini, ketika terjadi klimaks dramatis, penonton dihadapkan pada situasi yang membuat mereka bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Tanpa memberikan jawaban yang pasti atau penutupan yang memuaskan, sang sutradara meninggalkan ruang bagi penonton untuk membuat interpretasi mereka sendiri tentang akhir cerita.
Dengan demikian, penonton dibiarkan tergantung dalam ketidakpastian, dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik pikiran mereka. Pendekatan ini memungkinkan film Knock Knock untuk tetap menghantui pemirsa bahkan setelah mereka meninggalkan bioskop, karena mereka terus memikirkan dan membahas apa yang mungkin terjadi selanjutnya bagi karakter-karakter dalam cerita.
Ketidakpastian dalam ending film ini juga menambah lapisan ketegangan dan kompleksitas pada keseluruhan pengalaman menonton, membuatnya menjadi topik pembicaraan yang menarik di antara para penonton. Hal ini menunjukkan kepiawaian sutradara dalam menciptakan pengalaman yang kuat dan menggugah emosi penonton sampai detik terakhir film. (ret/hdl)