Jakarta (pilar.id) – Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diyakini mampu mengatasi tiga persoalan utama di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dalam Survei dari Skala Survei Indonesia (SSI) yang dilakukan pada 3 hingga 12 Juli 2022 dengan melibatkan 1.200 responden.
“Selain Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto adalah tokoh nasional yang dipandang mayoritas masyarakat Indonesia sebagai pemecah persoalan. Sebanyak 14,17 persen masyarakat masih percaya Jokowi akan menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Selanjutnya, nama Prabowo di tempat kedua sebesar 13,75 persen,” jelas Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim di Jakarta, Senin (18/7/2022).
Tiga masalah utama yang tengah dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini, disebut dalam survei SSI, adalah harga sembako yang mahal (33,33 persen), kondisi ekonomi yang sulit (26,67 persen), dan sulitnya mencari pekerjaan (11,83 persen).
Hakim pun menjelaskan, sebagian besar masyarakat Indonesia menginginkan, agar persoalan-persoalan yang sedang mereka hadapi itu dapat segera diselesaikan.
Kerumitan ekonomi yang berkaitan dengan masalah perut itu, tambahnya, membuat masyarakat makin gelisah. Oleh karena itu, mereka berharap tokoh-tokoh nasional mampu mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
“Untuk segera bisa keluar dari persoalan yang mengimpit mereka ini, masyarakat berharap pada tokoh-tokoh nasional. Mereka yakin bahwa Joko Widodo dan Prabowo Subianto bisa menyelesaikan persoalan sampai tuntas,” tandas Hakim.
Berdasar survei ini diperoleh data, beberapa nama tokoh lainnya yang sudah mengemuka dan kerap masuk dalam bursa calon presiden (capres) pada Pemilu 2024, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, masing-masing memperoleh angka kepercayaan dari masyarakat sebesar 5,83 persen dan 3,33 persen untuk bisa mengatasi persoalan mendesak itu.
Survei SSI dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode penarikan acak bertingkat (sampling multistage random). Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. (hdl/ant)