Surabaya (pilar.id)– Memasuki pasca libur lebaran dengan waktu yang cukup panjang pada tahun ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapat laporan kelonjakan penyakit pada anak.
Maka dari itu, IDAI melalui acara Briefing Media dengan tajuk Serba-serbi Penyakit Anak Pasca Lebaran yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (10/5/2022)
Dalam acara yang berdurasi 120 menit ini, terdapat dua bahasan, yaitu mengenai Demam Paska Lebaran, oleh Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) selaku Ketua UKK Infeksi Tropik IDAI dan Problem Saluran Pencernaan Pasca Lebaran yang disampaikan Dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), selaku Ketua UKK Gastro-Hepatologi IDAI.
Dalam pemaparannya, Dr Muzal menyebut terdapat beberapa problem saluran pencernaan pasca lebaran yang dialami oleh anak-anak, yaitu diare, sakit perut, muntah, konstipasi, intoleransi makanan serta keracunan makanan.
“Jadi penyakit yang menjangkit anak-anak saat ini tak hanya mengenai isu Hepatitis misterius yang gempar, namun masih banyak penyakit yang perlu di waspadai ke buah hati,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan penyebab terjadinya kelonjakan gangguan pencernaan terhadap anak-anak tersebut, terjadi karena adanya perubahan pola kehidupan, kelelahan stress, kurang tidur dan berkumpul dengan banyak orang.
” Untuk mencegahnya kita harus menerapkan Polah Hidup Bersih dan Sehat, tetap menerapkan protokol kesehata, karena masih ada penyakit lain yang perlu dihindari,” pesanannya.
Hal serupa, juga disampaikan oleh Dr. Anggraini ia menyebut penyakit demam saat ini menjadi peringkat tertinggi di Indonesia yang dialami oleh anak-anak pasca libur lebaran tahun ini.
“Demam paling banyak dikeluhkan di poliklinik, selain itu demam, diare, infeksi saluran pernafasan, dan kulit,” sebutnya.
Selain itu Dr. Anggraini juga mengumumkan bahwa pekan ini, IDAI telah meluncurkan Littel Ku dan I Points untuk mencakup Imunisasi Anak di Indonesia.
Diakhir acara, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IDAI menyampaikan mengenai isu Hepatitis Akut misterius yang tengah gempar, jika pihaknya telah melakukan investigasi dan kewaspadaan dini,
“Hasil rapat koordinasi terakhir belum banyak yang melaporkan, hanya di Tulungagung dan Sumatra Barat, tetapi hal itu masih diselidiki,”
Ia juga berpesan agar masyarakat tetapi menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta meneruskan protokol kesehatan yang sudah dilakukan
“Mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) anak-anak, IDAI belum mengeluarkan rekomendasi untuk membatasi PTM karena belum ada bukti yang kuat,” tutupnya. (jel/din)