Jakarta (pilar.id) – Provinsi Aceh saat ini berada di peringkat ke-27 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi Aceh menjadi salah satu daerah yang capaian investasinya rendah di tahun 2022 lalu.
Sepanjang tahun 2022, Provinsi Aceh baru mendapatkan investasi sebesar Rp6,2 triliun. Angka tersebut menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, masih jauh dari kata maksimal.
Rendahnya capaian investasi ini, membuat Aceh berada di peringkat ke-27. Posisi buncit atau berada di posisi tujuh terbawah dari semua provinsi yang ada di Indonesia.
“Saya akan menawarkan industri di Aceh tapi keuangannya dari bank syariah, fokusnya pada hilirasi, smelter, atau yang lain dari bahan baku yang ada di Aceh,” kata Bahlil.
Bahlil menyebut, Aceh dan Papua memiliki kemiripan yang sangat kental. Otonomi khusus yang didapatkan kedua provinsi tersebut sekarang adalah hasil dari proses yang panjang.
“Kita ini merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia makanya sekarang kita sedang coba untuk investor dari Timur Tengah, tapi yang datang malah dari Korea Selatan, Jepang, Eropa, dan Amerika, mereka-mereka ini yang malah agresif,” tuturnya.
Sejak tahun 2020 lalu, lanjut Bahlil, realisasi investasi dalam negeri sudah diarahkan ke luar Pulau Jawa. Di tahun 2022, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.207 triliun melebihi target yang ditetapkan oleh presiden di angka Rp1.200 triliun.
Untuk kebijakan negara ke depan adalah membangun investasi dengan basis hilirasi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, memberi nilai tambah, dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat.
“Sekarang, 5 besar realisasi investasi asing berada di Provinsi Sulawesi Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Maluku Utara,” kata Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengatakan, sampai dengan saat ini, BSI telah menyalurkan pembiayaan di Provinsi Aceh hampir sebesar Rp17 triliun.
Di samping itu, aset BSI di Provinsi Aceh sekitar Rp18,3 triliun, dana pihak ketiga mencapai lebih dari Rp16 triliun, dan total nasabah mencapai 2,9 Juta nasabah.
“Bank Syariah Indonesia sebagai bank syariah nasional terbesar di Aceh, yang saat ini memiliki 163 outlet yang tersebar di berbagai daerah di Aceh,” kata dia. (ach/fat)