Bengkulu (pilar.id) – Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu dulu pernah memiliki Balai Benih Perkebunan dan Kentang yang aktif mengembangkan benih kentang merah. Namun, balai ini sempat berhenti sejak tahun 2017 dan tidak beroperasi lagi.
Padahal, balai ini dulu memiliki peran yang cukup besar dalam mengembangkan benih kentang merah yang menjadi salah satu tanaman unggulan wilayah Rejang Lebong.
Mengingat peran dari balai yang pernah eksis dan berkolaborasi bersama petabni ini, Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong mengaktifkan kembali Balai Benih Perkebunan dan Kentang di wilayah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong Zulkarnain di Rejang Lebong, Senin (7/2/2022), mengatakan Balai Benih Perkebunan dan Kentang tersebut berada di Desa Bengko, Kecamatan Sindang Dataran dengan luas lahan pengembangan bibit mencapai 3,5 hektare.
“Saat ini Balai Benih Perkebunan dan Kentang yang ada di Desa Bengko mulai kami aktifkan kembali, dulu balai benih ini mengembangkan tanaman kentang merah, tetapi saya tidak tahu persis mengapa kemudian terhenti,” kata dia.
Dia menjelaskan, Balai Benih Kentang itu mengalami perubahan sejak bergabungnya sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) menjadi Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong pada 2017 sehingga lahan ini berubah menjadi Balai Benih Perkebunan dan Kentang,
Lahan Balai Benih Kentang seluas 3,5 hektare itu saat ini sudah ditanami dengan benih Kopi Sintaro 1,2,3 dan Sehasen. Keempat jenis kopi ini merupakan varietas kopi robusta unggulan Kabupaten Rejang Lebong.
“Di atas lahan seluas 3,5 hektare itu sekarang sudah ada tanaman awal benih Kopi Sintaro 1,2,3 dan Sehasen sebanyak 2.000 batang,” jelas dia.
Sementara itu, untuk pengembangan tanaman kentang di wilayah Kecamatan Sindang Sindang Dataran, menurut dia, sangat potensial karena pernah dilakukan penanamannya dengan hasilnya cukup memuaskan namun kalangan petani yang akan membudidayakannya terkendala bibit.
Untuk pengembangan bibit kentang ini pihaknya belum bisa melakukannya mengingat pembelian bibitnya oleh kelompok petani setempat terkendala anggaran.
Dia berharap akan ada bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi sehingga balai benih ini juga bisa mengembangkan tanaman kentang. (lin/fat/antara)