Jakarta (pilar.id) – Konten YouTube Ria Ricis kembali menuai kontra dari warganet. Pertanyaan Ricis dalam kontennya bersama konten kreator Catheez dianggap terlalu ingin tahu dan tidak menghargai privasi Catheez.
Pada video yang diunggah Jumat (27/1/2023) tersebut, Ricis dan Catheez tengah berbincang santai, kemudian pembicaraan mulai mengarah tentang keluarga.
Meski Catheez telah menolak membahasnya dengan mengalihkan pembicaraan, namun Ricis masih ngotot dengan pertanyaan lainnya hingga mata Catheez berkaca-kaca.
“Kalau misalnya boleh tau yang bikin hati Catheez sakit apa kalau inget keluarga? Emang kenapa? Orang tuanya kenapa?” kata Ricis dikutip dari konten Youtube Ricis Official, Minggu (29/1/2023).
Kendati video telah di-cut, netizen yang telah dibuat geram pun menyebut Ricis terlalu kepo dengan bombardir pertanyaan tentang keluarga, padahal Catheez telah menunjukkan ketidaknyamannya.
Psikolog Klinis RS Premier Bintaro, Larissa Amira Giyani mengungkapkan rasa ingin tahu atau kepo secara definisi merupakan hal yang wajar, namun ketika sudah berlebihan tentunya akan mengganggu.
Misalnya bertanya hal-hal yang personal padahal belum terlalu dekat seperti hobi, pacaran, penghasilan, merupakan pertanyaan sensitif yang ada di personal tiap orang.
“Kalau di konsep barat itu being nosy, jadi kayak pengen tahu. Ada rasa ingin tahu sampai cara mewujudkan dan dapat infonya kayak spektrum gitu,” terangnya.
Menurutnya, sebagai makhluk sosial sah-sah saja untuk menanyakan keingintahuannya pada teman maupun orang yang baru saja dikenal, tentunya dengan cara-cara yang baik.
“Kita perlu refleksi diri dulu, misalnya kalau kita nanya biasanya hal-hal apa yang ditanyain, rasa ingin tahu kita tuh seberapa kuat, terus cara kita untuk dapetin info itu seperti apa, itu yang kita perlu refleksikan,” jelasnya.
Selain itu juga perlu berlatih mengenali social cue atau tanda dengan mengobservasi respon dari orang yang diajak ngobrol. Apabila lawan bicara terbuka, hal tersebut bukanlah sesuatu yang melanggar batasan.
“Pokoknya kalau ngobrol sama orang, kita observasi respon dia bagaimana apakah merasa nggak nyaman, terganggu atau malah terbuka,” imbuhnya.
Amira menjelaskan, rasa ingin tahu tersebut mungkin memiliki maksud yang baik, namun apabila dilakukan secara berlebihan menjadi kurang tepat karena melanggar boundaries atau batasan lawan bicara.
Menghadapi orang kepo
Sementara itu, apabila dihadapkan pada seseorang yang bertanya terlalu berlebihan dan membuat perasaan tidak nyaman, hal yang dilakukan pertama adalah acknowledge atau mengakui. Pasalnya, masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda.
“Lalu kita berlatih untuk merespon seperlunya dan tentu dengan cara yang tetap santun. Jawabnya mungkin pendek-pendek, sambil menunjukkan sinyal bahwa kita nggak nyaman,” bebernya.
Kendati telah menunjukkan sikap tidak nyaman, sedangkan lawan bicara terus menerus memberondong pertanyaan, saatnya tampilkan sifat asertif atau ketegasan misalnya dengan bersikap konsisten, berani berkata tidak, menjaga emosi tetap stabil, serta menunjukkan bahasa tubuh yang positif.
“Nah kalau memang orangnya ingin tahu banget, dan nggak ngerti atau enggak paham betul kalau itu sudah mengganggu, perlu kita kasih tahu juga bahwa ini sepertinya sudah terlalu personal buat saya, saya agak kurang nyaman buat diomongin ya,” tandasnya. (riz/hdl)