Washington (pilar.id) – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), melalui Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,5 persen.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini yang dinilai masih tumbuh dengan laju solid, meski inflasi tetap berada di atas target dan risiko ekonomi meningkat.
Dalam pernyataan resminya, FOMC menyoroti bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan tingkat pengangguran telah stabil dalam beberapa bulan terakhir. Namun, inflasi masih berada di atas target jangka panjang The Fed sebesar 2 persen.
“Ketidakpastian terhadap prospek ekonomi semakin meningkat. Komite menilai bahwa risiko inflasi yang lebih tinggi maupun pengangguran yang meningkat kini sama-sama perlu diwaspadai,” tulis pernyataan tersebut.
Sebagai bagian dari strategi untuk mencapai tujuan makroekonomi—yaitu lapangan kerja maksimal dan inflasi 2 persen—The Fed juga akan terus melanjutkan pengurangan kepemilikan surat utang pemerintah dan surat utang berbasis hipotek.
Lebih lanjut, FOMC menyatakan akan terus memantau berbagai data ekonomi yang masuk, termasuk kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi, ekspektasi inflasi, serta perkembangan pasar keuangan dan global.
Komite juga menegaskan kesiapan untuk menyesuaikan kebijakan moneter jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian target ekonomi.
Adapun anggota yang memberikan suara dalam pertemuan ini antara lain Jerome H. Powell (Ketua), John C. Williams (Wakil Ketua), Michael S. Barr, Michelle W. Bowman, Susan M. Collins, Lisa D. Cook, Austan D. Goolsbee, Philip N. Jefferson, Neel Kashkari (sebagai anggota alternatif), Adriana D. Kugler, Alberto G. Musalem, dan Christopher J. Waller. (hdl)