Surabaya (pilar.id) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, membuka forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Surabaya tahun 2025-2045 di Graha Sawunggaling, Selasa (2/4/2024).
Musrenbang RPJPD menjadi momen krusial dalam menetapkan fondasi pembangunan Kota Surabaya dalam dua dekade ke depan.
Dalam kesempatan tersebut, prioritas utama Wali Kota Eri adalah bonus demografi, khususnya kelompok usia produktif. Hal ini dilakukan untuk menekan angka pengangguran dengan meningkatkan jumlah penduduk usia produktif dan meningkatkan keterampilan mereka agar dapat memperoleh pekerjaan.
“Kami akan memaksimalkan investasi yang ada untuk memperkuat ekonomi dan memanfaatkan bonus demografi. Ini menjadi fokus utama dalam RPJPD 2025-2045,” ujar Wali Kota Eri.
Salah satu langkah konkrit adalah program “1 Keluarga Miskin 1 Sarjana” yang digagas oleh Wali Kota Eri. Program ini akan melibatkan pemetaan jumlah mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi berdasarkan program studi, sehingga Pemerintah Kota Surabaya dapat merencanakan proyeksi kebutuhan kota.
“Kami akan memastikan bahwa setiap sarjana yang dihasilkan memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ini akan membantu kita mengarahkan pembangunan Kota Surabaya ke arah yang tepat,” tambahnya.
Dalam upaya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai langkah. Dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya mencapai 83,99, kategori sangat tinggi, ini menjadi modal utama untuk mengoptimalkan bonus demografi.
“Prioritas kami adalah pengembangan SDM, karena SDM yang unggul menjadi kunci kesuksesan pembangunan di masa depan. Kami terus berupaya meningkatkan kualitas SDM agar dapat bersaing di era globalisasi,” tegasnya.
Wali Kota Eri menyadari bahwa merencanakan pembangunan dua puluh tahun ke depan bukanlah tugas yang mudah. Dia menekankan pentingnya memanfaatkan potensi industri di sekitar Surabaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.
“Kami akan memanfaatkan investasi untuk memperkuat ekonomi dan memanfaatkan bonus demografi. Pembangunan di sekitar wilayah Surabaya harus memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat setempat. Kami akan menggunakan konsep Kampung Madani sebagai pijakan untuk mewujudkannya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, menegaskan bahwa RPJPD merupakan panduan strategis untuk pembangunan Kota Surabaya selama dua dekade ke depan. Penyusunan RPJPD menjadi landasan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Dengan mengikuti timeline yang ditetapkan oleh Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 2024, Musrenbang RPJPD Kota Surabaya diselenggarakan pada minggu pertama bulan April 2024.
“RPJPD Kota Surabaya disusun dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembangunan di masa depan. Masukan dari Musrenbang ini akan menjadi dasar untuk menyempurnakan rancangan RPJPD dan penyelarasan dengan RPJPD Provinsi Jatim serta RPJP Nasional,” pungkasnya. (usm/hdl)