Jakarta (pilar.id) – Sebentar lagi, masyarakat Indonesia akan menunaikan kebiasaan mudik lebaran ke kampung halaman. Di satu sisi, Indonesia saat ini masih dilanda pandemi covid-19. Semua pihak harus berhati-hati melangkah, jangan sampai terjadi lagi ledakan kasus covid-19.
Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrany menyatakan, semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat, harus tetap berhati-hati karena masih mungkin terjadi ledakan kasus baru jika para pemudik berpergian dan lolos dari keharusan vaksin booster.
“Kalau dia pergi sendiri, tidak lewat jalan yang terdeteksi oleh polisi dan membawa virus, bisa jadi terjadi penyebaran. Jadi menurut saya, kita masih harus hati-hati dan tetap disiplin terapkan protokol kesehatan,” kata Hasbullah, Selasa (5/4/2022).
Dia menyatakan, boleh-boleh saja pemerintah menganggap situasi pandemi di Tanah Air sudah membaik. Namun, ia menyoroti keakuratan data kasus baru. Bisa jadi, kasus yang tidak tercatat dan terdeteksi jumlahnya jauh lebih banyak.
Apalagi, dalam waktu dua pekan terakhir kasus baru di Indonesia masih di atas 1.000. Maka, risiko terjadinya lonjakan kasus baru sangat besar. Sebab, jumlah orang yang divaksin belum mencapai 70 oersen dari total penduduk Indonesia. Terlebih, tidak ada jaminan bagi orang yang divaksin tidak akan terkena virus corona.
“Walaupun umumnya lebih ringan kalau sudah divaksin. Betul sudah terjadi penurunan kasus yang cepat, tetapi kalau dibilang sudah stabil, belum cukup waktu untuk menyatakan stabil,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kasus harian covid-19 secara nasional dalam tiga bulan terakhir telah menurun tajam hingga 97 persen dari puncak kasus yang disebabkan oleh varian Omicron.
“Selain itu, kasus aktif secara nasional juga turun hingga 83 persen dari puncak kasus yang lalu. Saat ini, kasus aktif sudah berada di bawah 100 ribu,” kata Luhut dalam konferensi persnya yang disaksikan secara daring, kemarin.
Hal lain yang menggambarkan bahwa kondisi covid-19 varian Omicron cukup baik, terlihat dari turunnya rawat inap
rumah sakit hingga 85 persen, keterisian tempat tidur rumah sakit saat ini yang hanya 6 persen, hingga positivity rate di bawah standar World Health Organization (WHO) yakni 4 persen.
Jumlah orang meninggal pun turun tajam hingga 88 persen dibandingkan puncak kasus Omicron yang lalu. “Dari data-data di atas kami menarik kesimpulan bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia saat ini berada pada posisi yang terkendali,” ujar Luhut. (her/din)