Gresik (pilar.id) – Yayasan Gang Sebelah merilis film dokumenter dan audio book berjudul Mat Kauli, untuk melestarikan budaya Macapat Gresik. Acara peluncuran ini diadakan di Cafe Sualoka, Kampung Kemasan, Kelurahan Pekelingan, Gresik.
Acara ini dihadiri oleh para budayawan, pegawai Disparekrafbudpora, dan masyarakat setempat.
Film dokumenter berdurasi 33 menit 9 detik ini mengangkat kisah hidup Mat Kauli, seorang maestro Macapat Gagrag Gresik. Film ini menyoroti perjalanan hidup Mat Kauli, mulai dari keluarga, karir, hingga kontribusinya dalam melestarikan Macapat.
Selain itu juga dimeriahkan dengan penampilan tarian Nyai Geng Pinatih dan Macapatan oleh kolega Mat Kauli, Mbah Sumarmo.
Ketua Pelaksana Rilis Film Dokumenter & Audio Book, Qonita Riska Syafana, menjelaskan bahwa proses pembuatan film ini memerlukan waktu enam bulan, termasuk riset, wawancara, dan pengumpulan data tentang Mat Kauli.
“Kami berharap generasi muda dapat belajar tentang kebudayaan Macapat melalui film dan audio book ini,” ujarnya.
Film dokumenter ini mendapatkan dukungan dari Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Dana Indonesiana.
Qonita menambahkan, ide pembuatan film ini awalnya tidak terbayangkan saat pertama kali bertemu Mbah Mat. Namun, dorongan untuk melestarikan budaya mendorong mereka untuk menyusun dokumentasi ini.
Hidayatun Nikmah, Ketua Yayasan Gang Sebelah, menambahkan bahwa film ini menceritakan kehidupan sehari-hari Mat Kauli, mulai dari pertama kali nembang Macapat hingga usia 93 tahun. Film ini juga memuat pesan moral dari perjalanan hidup Mat Kauli, dari masa kandungan hingga kematian.
Yayasan Gang Sebelah berencana untuk menyebarluaskan film dokumenter ini ke sekolah-sekolah dan komunitas di seluruh Gresik untuk menjaga eksistensi Macapat, terutama di kalangan generasi Z.
Dewi Musdalifah, Pembina Yayasan Gang Sebelah, menekankan pentingnya melestarikan dan merawat kebudayaan, serta berharap komunitas Gang Sebelah dapat berkembang lebih besar.
Uman Iswahyudi, salah satu keluarga Mat Kauli, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian masyarakat dan pemerintah. “Semoga regenerasi yang dilakukan bapak saya dapat terus melestarikan Macapat Gagrag Gresik,” harapnya.
Acara diakhiri dengan sesi diskusi bertema “Mendengar Kolektif, Bertutur Objektif” yang melibatkan narasumber dari Disparekrafbudpora, Ketua Panitia, dan Kolega Mat Kauli.
Mat Kauli, lahir pada 1 Mei 1931, adalah pelantun Macapat Gresik yang masih aktif hingga kini. Ia belajar Macapat dari ayahnya, Niti Sastro Samardi, dan dikenal sebagai penerus tradisi Macapat yang diwariskan oleh Mbah Nurhasyim.
Selain mengajar dan menulis ulang buku peninggalan ayahnya, Mat Kauli juga berkontribusi pada penulisan aksara Jawa dalam huruf Latin. (mad/hdl)