Jakarta (pilar.id) – PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit VII Kasim kembali mengajak masyarakat di Kampung Seget dan Wawenagu untuk berdiskusi dan berkoordinasi, terkait kelanjutan dan kesiapan masyarakat terkait rangkaian kegiatan Program Kampung Iklim.
Kegiatan fokus diskusi ini sendiri merupakan kegiatan lanjutan dari proses sosialisasi Program Kampung Iklim oleh PT KPI ke enam kampung di Distrik Seget.
Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan dibuka langsung oleh Lewi Aresi, perwakilan Pemerintah Distrik Seget.
Dalam sambutannya, Lewi memberi apresiasi kepada PT Pertamina Kilang Kasim, karena memiliki inisiatif dan komitmen untuk mendorong kecintaan masyarakat akan kelestarian lingkungan hidup mereka.
”Kami di pemerintah distrik sering menerima berbagai aduan dari masyarakat. Aduan-aduan tersebut berkaitan erat dengan lingkungan hidup, misalnya terkait kelangkaan air bersih, abrasi pantai, kekurangan pangan dan aduan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan,” kata Lewi.
Oleh karena itu, menurut dia, apa yang dilakukan Pertamina Kilang Kasim ini lewat program ProKlim ini cukup memberikan harapan akan kelangsungan lingkungan hidup di Distrik Seget.
Sementara Dodi Yapsenang, Area Manager Comm, Rel, CSR & Comp PT.KPI Unit VII Kasim menegaskan jika pihaknya tetap akan komitmen dan fokus mendorong Program Kampung Iklim tersebut.
“Kali ini koordinasinya kami fokuskan di Kampung Seget dan Wawenagu. Berikutnya kami akan berkoordinasi ke tiga kampung yang belum seperti kampung Klayas, Malabam, dan Kampung Kasim,” ungkapnya.
Program kampung iklim, lanjutnya, merupakan salah satu dari beberapa program terkait lingkungan hidup dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berlingkup nasional yang di kembangkan oleh KLH.
“Tujuannya untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK),” kata Dobi.
Lewat upaya ini, kata Dodi, bisa menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi perubahan iklim, termasuk menjaga nilai-nilai kearifan tradisional atau lokal yang dapat mendukung upaya penanganan perubahan iklim, serta pengendalian lingkungan serta masih banyak lagi tujuan Proklim ini.
“Intinya masyarakat terutama masyarakat tradisional bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim ini,” tegas Dodi. (ptr/hdl)