Jakarta (pilar.id) – Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menegaskan, hingga saat ini situs kepresiden masih aman dari peretasan. BIN, kata Wawan, terus berupaya untuk melindungi secara maksimal berkaitan dengan dokumen-dokumen penting negara.
“Karena ini adalah user kita, dan tentu saja segala apa-apa yang menjadi dokumen ataupun surat penting lainnya, tentu harus betul-betul terlindungi,” kata Wawan, di Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Sebelumnya dikabarkan, hacker Bjorka mengklaim telah membobol data Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berukuran 189MB. Dugaan data milik Presiden Jokowi yang bocor, beberapa di antaranya berupa kumpulan surat yang dikirim oleh BIN berlabel rahasia.
Tak hanya itu, hacker juga mengancam bakal meretas situs PT Pertamina (Persero). Aksi tersebut dilakukan hacker sebagai dukungan kepada masyarakat atas penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Wawan, saat ini semua elemen tengah meningkatkan kewaspadaan. Meskipun tingkat kewaspadaan ini telah dilakukan sejak lama, tetapi Wawan mengakui ancaman cyber tersebut bisa terjadi kapan saja.
“Dan kita sudah mulai melakukan langkah-langkah pencegahan maupun upaya tindak lanjut. Dan secara prinsip demi keamanan kita semua, ini menjadi kedaulatan kita. Kita tidak ingin pertaruhkan ini untuk sesuatu yang ilegal,” kata dia.
Sementara itu, akar keamanan siber Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan, peretasan situs kepresiden bukanlah hal yang baru. Pada 2013 silam, hacker juga meretas situs kepresidenan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat itu, kata Ardi, masalah peretasan belum menjadi issue penting. Sehingga, peretasan situs kepresiden tidak banyak menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat.
Namun, pada dasarnya saat itu menunjukkan kelemahan Indonesia menghadapi ancaman para hacker. Keamanan cyber, menurut Ardi adalah kerja 24 jam x 7 hari dalam sepekan. Artinya diperlukan juga seseorang dengan ketahanan fisik yang luar biasa untuk memantau hal tersebut.
“Jadi kalau sudah presiden itu diretas, artinya apa? Kita tidak bisa mengatasi hal itu. Dan situasi 2022 ini tidak jauh berbeda dengan 2012-2013,” kata Ardi. (ach/din)