Jakarta (pilar.id) – Sudah nonton film Jurassic Park dan Jurassic World, kan? Ya, film-film ini berkisah tentang upaya ‘menghidupkan kembali’ satwa-satwa purba. Menariknya, sejumlah orang berpikir jika dinosaurus adalah nama spesies tertentu dari binatang purba.
Padahal secara definisi, dinosaurus (dalam bahasa Inggris: dinosaur) adalah sekelompok reptil purba yang hidup pada masa Mesozoikum, yaitu sekitar 230 hingga 66 juta tahun yang lalu.
Istilah dinosaurus berasal dari bahasa Yunani, yaitu gabungan dari kata deinos yang berarti mengerikan atau menakutkan dan sauros yang berarti kadal atau reptil. Jadi, secara harfiah, dinosaurus dapat diartikan sebagai reptil yang menakutkan atau reptil yang mengerikan.
Karakteristik umum dari dinosaurus termasuk tubuh yang besar dan berat, kaki yang kuat, cakar atau tanduk, dan berjalan tegak dengan kaki di bawah tubuh.
Dinosaurus hidup dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari yang kecil seukuran burung hingga yang sangat besar seukuran beberapa ratus ton. Beberapa dinosaurus adalah hewan karnivora yang memangsa hewan lain, sementara yang lain adalah herbivora yang makan tumbuhan.
Dinosaurus memiliki peran penting dalam sejarah kehidupan di Bumi karena keberagaman dan dominasinya selama masa Mesozoikum. Meskipun kebanyakan dinosaurus punah dalam peristiwa kepunahan K-T sekitar 66 juta tahun lalu, keturunan mereka yang bertahan terus berkembang dan mengalami evolusi hingga saat ini.
Beberapa dinosaurus modern, seperti burung, adalah keturunan dari kelompok dinosaurus yang lebih kecil dan memiliki fitur-fitur yang lebih mirip dengan burung daripada reptil lainnya.
Nah, dinosaurus punah sekitar 66 juta tahun yang lalu dalam peristiwa yang dikenal sebagai kepunahan K-T (Cretaceous-Tertiary). Penyebab pasti kepunahan ini telah menjadi subjek penelitian dan perdebatan ilmiah yang luas.
Berdasarkan bukti yang ada, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan apa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Tabrakan dengan Asteroid
Teori ini didasarkan pada penemuan lapisan batuan di seluruh dunia yang mengandung tingkat iridium yang tinggi, elemen yang jarang ditemukan di permukaan Bumi. Penemuan ini mendukung ide bahwa sebuah asteroid atau komet besar mungkin menabrak Bumi pada waktu itu. Tabrakan ini menyebabkan ledakan besar yang menghasilkan gumpalan debu dan partikel yang menutupi atmosfer, menghambat cahaya matahari, dan menyebabkan penurunan suhu global drastis. Akibatnya, fotosintesis terhambat, dan rantai makanan terganggu, yang menyebabkan kepunahan massal.
Aktivitas Vulkanik Masif
Beberapa teori menunjukkan bahwa letusan vulkanik besar di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Deccan Traps di India mungkin berperan dalam kepunahan dinosaurus. Letusan besar ini mengeluarkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer, menyebabkan pemanasan global yang ekstrem. Kenaikan suhu global yang drastis ini dapat mengganggu ekosistem, mengakibatkan kepunahan berbagai spesies termasuk dinosaurus.
Perubahan Iklim dan Ekologi
Kondisi iklim dan ekologi Bumi telah berfluktuasi selama jutaan tahun. Beberapa teori menunjukkan bahwa dinosaurus mungkin telah menghadapi perubahan iklim yang tajam dan cepat, seperti peningkatan suhu atau periode es, yang mengganggu sumber daya makanan dan habitat mereka. Jika dinosaurus tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini, kepunahan massal dapat terjadi.
Penyakit dan Parasit
Beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa dinosaurus mungkin telah terpengaruh oleh wabah penyakit atau serangan parasit yang menyebar dengan cepat di populasi mereka. Wabah yang meluas ini dapat menyebabkan kematian massal pada dinosaurus, mengakibatkan kepunahan mereka.
Perlu dicatat bahwa kepunahan K-T adalah peristiwa yang kompleks, dan kemungkinan ada faktor-faktor lain yang berperan dalam kepunahan dinosaurus. Meskipun teori-tabrakan asteroid mendapat dukungan kuat dari bukti geologis, peran faktor-faktor lain masih terus dipelajari dan dipahami lebih lanjut oleh para ilmuwan. (usm/hdl/dari berbagai sumber)