Jakarta (pilar.id) – Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga mengibaratkan, data is new oil. Artinya, saat ini yang sangat berharga bukan hanya minyak tetapi juga keamanan data pribadi.
Karena itu, untuk menjamin keamanan data nasabah Akulaku diperlukan sebuah ekosistem digital. “Ekosistem pertama kami marketplace, kemudian untuk memeriksa atau memastikan know your customer (KYC) kami juga terapkan konsep program APU PPT, jadi anti pencucian uangnya, terorisme, kita cek di situ,” kata Efrinal, di Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Setiap bulan, lanjut Efrinal, pihaknya harus melaporkan ke Polri untuk melakukan verifikasi data nasabah. “Bahwa apakah nama-nama ini ada di kami atau tidak. Karena itu adalah nama-nama sejumlah sampai ribuan penjahat, narkoba, terorisme ada di situ semua,” tuturnya.
Untuk memitigasi risiko, Akulaku juga memerika data nasabah melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Apabila dirasa belum cukup, verifikasi nomor handphone juga akan dilakukan ke pihak Telco.
“Datanya benar nggak sih dia, bukan dihack atau dipakai orang lain atau disalahgunakan oleh fraudster,” kata dia.
Dalam ekosistem tersebut juga memasukkan unsur penagihan. Selain menggunakan mitra collection dari asosiasi yang ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Akulaku juga mewajibkan para penagihnya memiliki kartu sertifikasi.
“Dengan cara seperti ini kalau ada aduan konsumen, oh bagian penagihannya itu kurang senonoh, bicaranya kasar, apalagi mengancam, itu kami akan dengan gampang dapat orangnya, langsung kami klarifikasi,” kata dia.
Untuk menghindari kebocoran dan penyalahgunaan data oleh collector, Efrinal menyampaikan, semua aktivitas harus terpantau CCTV. Kemudian, collector dilarang menggunakan peralatan yang memungkinkan untuk mengakses data, termasuk kirim email.
“Sehingga kami ingin menjamin bahwa tidak ada satu data yang mereka lihat dari kami itu bisa mereka copy atau email. Termasuk semua data yang mereka gunakan, mereka panggil. Itu kami hancurkan. Sehingga tidak ada jejak,” kata dia.
Mitra yang bandel akan ditindak tegas dan tidak akan diberikan toleransi. “Kami sudah buktikan, sudah ada 1-2 vendor yang terpaksa harus kami stop. Karena kami memang tidak mau bermain-main di area ini,” kata dia. (ach/fat)