Palu (pilar.id) – Demi menjaga pasokan daging di masa Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Provinsi Sulawesi Tengah, Perum Bulog Sulteng melakukan impor daging kerbau beku sebanyak 14 ton.
Puluhan ton daging kerbau beku tersebut, didatangkan oleh Bulog dari India. Kebijakan impor tersebut disebut sebagai langkah antisipasi terjadinya kenaikan harga daging di masa Idul Adha.
Selain itu, impor daging tersebut juga dilakukan demi menjaga pasokan di pasar tradisional setempat.
“Stok daging beku pada gerai-gerai mitra di provinsi ini hampir habis, sehingga kami menambah stok 14 ton guna memenuhi kebutuhan daging menjelang hingga Idul Adha,” kata Kepala Bulog Sulteng David Susanto saat ditemui di Palu, Sulteng, Minggu (3/7/2022).
Ia memprediksi harga daging berpotensi melonjak usai Lebaran Haji nanti, karena provinsi ini merupakan salah satu daerah penyuplai ternak sapi ke Pulau Kalimantan, sehingga dapat mempengaruhi harga daging.
Faktor lainnya adalah meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak sapi di sejumlah daerah, sehingga pihaknya memastikan daging yang beredar di masa Idul Adha dan setelahnya nanti terbebas dari penyakit tersebut.
“Situasi seperti ini sudah terjadi lama, di mana Sulteng mengirim sapi dalam jumlah banyak keluar daerah, sehingga ketersediaan daging dalam daerah perlu dijaga,” tutur David.
Menurutnya, daging kerbau beku impor didistribusikan ke mitra yang memiliki gerai Rumah Pangan Kita (RPK) dengan kapasitas lemari pendingin menampung 250 hingga 500 kilogram.
Ia mengemukakan kesanggupan pihaknya mengimpor 14 ton daging beku karena menyesuaikan daya tampung lemari pendingin.
“Sebagai alternatif, jika mitra tidak mampu memasarkan jumlah daging, maka penjualan dilakukan lewat pasar murah, meski begitu Bulog optimis penjualan daging kerbau beku dapat terserap optimal,” ujar David.
Ia menambahkan dari sisi harga, daging kerbau beku cukup terjangkau, bila mengacu pada harga pasaran daging pada momen sebelumnya dijual seharga Rp85 ribu per kilogram.
“Paling penting daging kerbau beku ini harganya tidak seperti daging sapi pada umumnya di pasar tradisional mencapai Rp140 hingga Rp150 ribu per kilogram,” kata David. (fat)