Jakarta (pilar.id) – Gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) masih menjadi misteri di Indonesia. Sebab, hingga saat ini belum diketahui penyebab tunggalnya.
“Kita belum berani menyimpulkan penyebab tunggal,” kata Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Sementara itu, dokter spesialis anak Eka Laksmi Hidayati mengatakan, sebagian besar AKI menimpa anak usia maksimal 8-9 tahun. Karena itu, dibutuhkan peran orang tua untuk rutin melakukan pemeriksaan ginjal anak melalui urin.
“Urin itu menjadi parameter untuk melihat fungsi ginjal. Urin harus bisa mengeluarkan sampah tubuh,” kata dia.
Pemeriksaan urin dapat dilakukan minimal setahun sekali, selama 5 tahun. Apabila terjadi hal tidak wajar, seperti mengeluarkan cairan yang masih dibutuhkan tubuh, leokosit dan sebagainya maka harus segera dibawa ke rumah sakit.
“Begitu juga apabila terjadi penurunan urin atau tidak ada urin sama sekali, sebaiknya datang ke rumah sakit,” kata Laksmi.
Laksmi juga menjelaskan, untuk gangguan ginjal akut stadium 3 masih ada harapan untuk sembuh total. Namun, seseorang dengan riwayat penyakit gangguan ginjal akut ketika sudah sembuh akan rentan bila terkena infeksi berat.
“Gangguan ginjal akut, meskipun stadium 3. Ketika penyembuhan bisa pulih total,” kata dia. (ach/hdl)