Jakarta (pilar.id) – Masyarakat dunia dihebohkan dengan jatuhnya rudal nyasar buatan Rusia ke wilayah timur Polandia yang berbatasan dengan Ukraina kemarin, Selasa (15/11/2022) waktu setempat.
Serangan tersebut dikhawatirkan memicu peperangan antara negara-negara NATO dengan Rusia yang membuat perekonomian global semakin terpuruk.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai, peperangan yang meluas akan mempercepat terjadinya krisis ekonomi secara global.
“Potensi krisis ekonomi yang meluas itu yang paling ditakutkan. Karena ternyata faktor Rusia ini semakin meluas,” ujar Bhima saat dikonfirmasi, Rabu (16/11/2022).
Bila perang melias, ia memprediksi, akan terjadi krisis energi yang meluas dan memicu naiknya harga minyak mentah dunia. Kemudian juga akan berdampak pada inflasi di banyak negara, termasuk di Indonesia.
“Krisis pangan juga bisa menjadi ancaman serius bagi negara-negara berkembang,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar semua pihak bisa menahan diri atas serangan rudal milik Rusia ke Polandia. Akan tetapi kalau terjadi eskalasi geopolitik, maka dampaknya kepada sanksi terhadap Rusia yang lebih meningkat.
“Itu juga mengakibatkan Rusia memainkan politik minyaknya,” tegas Bhima.
Rudal Rusia dilaporkan menghantam negara anggota NATO, Polandia. Akibatnya dua warga tewas. Ini terjadi pasca Rusia melakukan rentetan serangan ke kota-kota Ukraina kemarin, Selasa (15/11/2022), waktu setempat.
Perlu diketahui, dalam perang Rusia dan Ukraina, NATO sendiri menegaskan tak akan terlibat di dalamnya. AS, pemimpinnya, juga menegaskan tak akan mengirim pasukan meski membantu persenjataan Ukraina.
Namun dalam Pasal 5 NATO, negara-negara NATO bisa turun menyerang suatu negara bila salah satu anggotanya diserang. NATO sendiri terdiri dari 30 negara. (her/fat)