Boyolali (pilar.id) – Warga Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali berhasil melakukan inovasi dan menjaga pemanfaatan limbah yang mempunyai investasi energi biogas.
Pemanfaatan biogas ini, dimulai sejak 1990 oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTB), dan pada 2014 Pemerintah Desa turut mendukung pengadaan biogas guna memenuhi kebutuhan sehari-hari energi masyarakat.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen pada kunjungan kerja ke Desa Urutsewu mengatakan, pemanfaatan biogas oleh warga Desa Urutsewu dapat menjadi energi alternatif yang hemat dan terbarukan.
Menurutnya, inovasi warga Desa Urutsewu dalam memanfaatkan energi biogas ini merupakan investasi yang dapat dikembangkan masyarakat di Indonesia.
“Sesuai instruksi Presiden untuk menjaga ketahanan energi serta menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), adanya inovasi pemanfaatan biogas tersebut dapat menjadi pilihan alternatif untuk menjaga ketahanan energi pada masa mendatang. Ini adalah investasi yang murah, serta dapat dikembangkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan limbah,” terang Yasin, Kamis (27/10/2022).
Lebih lanjut, pemanfaatan biogas di wilayah Desa Urutsewu ini diharapkan menjangkau masyarakat luas.
Dalam hal ini, Yasin mendorong supaya Desa Urutsewu membentuk kelembagaan yang mengelola secara efektif pemanfaatan biogas, seperti melalui membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sementara, Kepala Desa Urutsewu, Sri Haryanto menjelaskan Desa Urutsewu pada 2020 berhasil menjuarai Lomba Desa Mandiri Energi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Urutsewu yang telah memanfaatkan energi biogas untuk keperluan sehari-hari.
Haryanto menyebut, masyarakat yang memanfaatkan energi biogas di desa tersebut mencapai 200 KK dari total sekitar 1.470 KK.
“Terdapat sekitar 43 sumber limbah-limbah biogas yang dimanfaatkan masyarakat diantaranya berasal dari kotoran hewan ternak sapi, ayam, limbah apas tahu, dan limbah-limbah rumah tangga lainnya. Untuk energi total yang dihasilkan kami tidak mengukur, karena energi biogas yang dihasilkan itu langsung digunakan sekali pakai dan berulang terus menerus,” jelas Haryanto.
Lebih lanjut, terang Haryanto energi biogas di Desa Urutsewu ini dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari hari, seperti memasak, juga digunakan untuk lampu penerangan. Selain itu juga untuk menghidupkan mesin genset yang dapat digunakan untuk mengangkat air program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). (riz/hdl/ant)