Jombang (pilar.id) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang bekerjasama dengan Ecoton mengadakan kegiatan pelatihan bagi komunitas peduli lingkungan yang ada di wilayah tersebut.
Pelatihan tersebut diberikan dalam rangka memberikan edukasi terkait pengendalian pencemaran air sungai, utamanya terkait dengan pentingnya peran perempuan dalam hal tersebut. Kegiatan tersebut, berlangsung pada Minggu (9/10/2022) di Halaman Kedai Tanah Senja, Wonosalam Jombang.
Sekitar 50 peserta meliputi pemerhati hutan, Komunitas Nelayan Sungai Brantas, Srikandi Brantas, Sanggar Hijau dan Polisi Air mengikuti acara diskusi dan pelatihan, mengenai Action Learning Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Perlindungan Sungai dan Mata Air.
Dalam kegiatan tersebut juga melibatkan Christa Nooy selaku Konsultan Lingkungan Hidup, dari Makara Belanda yang menyampaikan tentang pentingnya Partisipasi Masyarakat dan Perempuan dalam pengendalingan pencemaran sungai, karena masyarakat biasanya menjadi korban dari pencemaran akan tetapi mereka tidak punya akses.
Dalam kegiatan ini, Christa sedang melakukan kajian bagaimana partisipasi perempuan saat ini, pada masalah sampah yang banyak anggapan, bila perempuan yang paling bertanggung jawab, sebenarnya laki-laki atau perempuan mempunyai tanggung jawab yang sama.
“Yang bisa kita lakukan bersama untuk perempuan yaitu melakukan patrol sungai, mengidentifikasi titik titik pembuangan sampah liar, berpartisipasi dalam penyusunan aturan dalam pembatasan sampah atau pengelolaan sampah” jabar Christa Nooy.
Admaua kegiatan, Kepala Bidang Konservasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang Lilik Purwati, dalam sambutannya mengatakan, jika kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam Gerakan Peduli Lingkungan Hidup, dalam perlindungan sumber mata air di daerah hulu Wonosalam.
Selain itu, Firly Mas’ulatul Jannah sebagai peneliti Gender Ecoton mengatakan, bahwa sebenarnya perempuan mempunyai keterkaitan dengan air. Perempuan dan anak sering mengalami berbagai masalah, seperti kemiskinan, bencana alam, konflik, kekerasan dan sebagainya.
“Maka perlu adanya peningkatan kapasitas perempuan, meliputi pengalaman sebagai sumber pengetahuan, melakukan edukasi dan pelatihan, memberikan ruang berekspresi dan pendampingan secara berkala pada komunitas perempuan,” jelasnya.
Pada sesi penutupan, Direktur Eksekutif Ecoton Daru Setyorini menyampaikan harapanya dalam adanya komunitas ini.
” Harapnya akan ada sinergi untuk pemantauan kualitas sungai brantas dari hulu hingga hilir dan tetap melestarikan sungai brantas, demi masa depan anak dan cucu,” tutupnya. (jel/fat)