Jakarta (pilar.id) – PT Elnusa Tbk (Elnusa, IDX:ELSA), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina, akan melakukan survei seismik di wilayah Indonesia Timur, terutama di Bone dan Seram.
Elnusa ditunjuk oleh PT Pertamina Hulu Energi untuk melakukan survei seismik di wilayah terbuka (non blok migas) sebagai bagian dari Komitmen Kerja Pasti dengan SKK Migas.
Lokasi survei ini berada di perairan dekat Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, dengan luas area mencapai 700 km².
Survei seismik adalah tahap awal dalam eksplorasi migas untuk memperoleh gambaran jebakan hidrokarbon di dalam tanah. Survei ini akan dilakukan di area laut menggunakan kapal survei dengan penangkap jenis streamer selama kurang lebih 60 hari.
Project Survei Seismik 3D offshore ini dianggap penting karena wilayah Indonesia Timur, khususnya Bone dan Seram, memiliki potensi besar dalam sumber daya energi yang belum tergali sepenuhnya.
Dengan survei ini, diharapkan akan tercipta pemetaan yang lebih akurat dan detail tentang struktur geologi dan stratigrafi di bawah laut, yang akan membantu dalam identifikasi potensi sumber daya energi di wilayah tersebut.
Field Supervisor PT Pertamina Hulu Energi, Agung Adi Susanto, mengatakan, “Kami mempercayakan Elnusa untuk melakukan survei seismik di Seram Bagian Timur.
Selanjutnya, Elnusa akan berkoordinasi dengan Pemerintah setempat sebelum memulai pekerjaan,” saat pemaparan teknis kegiatan di hadapan Plh. Sekretaris Daerah Seram Bagian Timur.
Party Chief Elnusa, Fahzul M H Siregar, menambahkan, “Kami berkomitmen menjalankan proyek ini dengan profesionalisme tinggi dan memastikan kolaborasi yang baik dengan semua pihak terkait. Dengan pengalaman dan dedikasi kami, kami yakin mampu memberikan kontribusi signifikan bagi Perusahaan.”
Elnusa telah konsisten mengerjakan survei seismik baik di darat maupun laut dalam sepuluh tahun terakhir.
Bahkan, di kuartal pertama tahun 2024, Elnusa telah menyelesaikan pekerjaan survei seismik darat di Jawa Barat dan Riau tanpa insiden kecelakaan kerja maupun kerusakan peralatan.
Hal ini sejalan dengan upaya pemenuhan target produksi migas 1 juta barel per hari (bph) dan 12 milliar kaki kubik per hari (BSCFD) tahun 2030.
Proyek survei seismik 3D offshore ini diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dengan kerja sama ini, Project Survei Seismik 3D Offshore di Perairan Bone dan Seram diharapkan menjadi tonggak penting dalam eksplorasi energi di Indonesia Timur. (riq/ted)