Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menjajaki kerja sama dengan negara Jerman. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, salah satu potensi yang tengah dijajaki antara Jatim dan Jerman adalah pengembangan teknologi infrastruktur hijau atau green infrastructure.
“Hari ini kami mendiskusikan banyak hal, di antaranya ekonomi antara Jatim dengan Jerman. Utamanya inisiatif tentang pengembangan Green Infrastructure di Jawa Timur,” kata Emil usai menerima kunjungan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ms Ina Lepel di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (21/9/2022).
Terdapat dua sektor yang diharapkan bisa menerapkan teknologi green infrastructure, yaitu penanganan banjir di kawasan Kalilamong dan Bengawan Solo hingga studi mobilitas di kawasan Surabaya Raya. Harapannya, dalam projek tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi supervisor komite untuk mengawal studi ini.
“Jadi, urban mobility plan yang dikembangkan ini bisa mengikat semuanya, bus Trans Jatim bahkan juga ojek online,” jelas Emil.
Emil optimistis, projek ini bisa sejalan dengan Perpres 80 tahun 2019 yang ingin mengembangkan transportasi Gerbang Kertasusila menjadi salah satu poros pertumbuhan. “Bersama Ibu Dubes Jerman Ina Lepel, yang mana sudah siap dilaksanakan dan akan membantu merancang skema master plan mobilitas atau transportasi di Surabaya Raya,” jelasnya.
Jerman dan Jatim, lanjut Emil, telah menjalin kerja sama di sektor perdagangan yang cukup aktif. Jatim banyak mendatangkan komoditi mesin dan teknologi dari Jerman. Sebaliknya, Jatim juga banyak mengekspor makanan olahan, kimia organik hingga furniture.
“Kami yakin ini bisa menjadi awal komunikasi yang bisa lebih masif ke depannya,” ungkapnya.
Ia berharap, pertemuan ini bisa menjadi awal investasi besar-besaran di wilayah Surabaya Raya. Walaupun proyek tersebut tidak akan selesai dalam waktu dekat, tetapi tujuan utamanya adalah membangun suatu sistem transportasi di Kawasan Surabaya Raya yang lebih bagus.
“Tahapannya nanti bisa menyediakan Double Track untuk transportasi kereta di Surabaya Raya. Jadi setiap 15 menit akan ada kereta yang lewat. Sehingga bisa lebih nyaman bagi penduduk,” tuturnya.
Sementara itu, Ina Lepel menyatakan kesiapan dan antusiasmenya dalam membangun kerja sama dengan Pemrov Jatim, utamanya di sektor pengembangan green infrastructure. Menurutnya, projek senilai 2,5 miliar Euro untuk seluruh wilayah Indonesia akan sangat potensial khususnya bagi Jatim.
Infrastruktur hijau yang berpotensi dikembangkan di antaranya adalah investasi di sektor manajemen air limbah hingga transportasi publik. “Kerja sama Jerman dengan Indonesia sudah lama. Kami juga beruntung memiliki pengalaman yang sangat baik dengan Jatim. Ini program yang konkrit dan sangat mungkin dilakukan,” kata Ina Lepel.
Jatim akan menjadi provinsi pilot project yang kaya akan potensi. Setelah proyek ini berjalan, Ina Lepel berkomitmen untuk terus mempertahankan kerja sama dengan Jawa Timur dan wilayah lain.
“Tujuan besarnya adalah penyelamatan lingkungan yang juga memudahkan kehidupan masyarakat,” pungkasnya. (ach/hdl)