Jakarta (pilar.id) – Everton yang berada di bawah asuhan pelatih Frank Lampard dua kali bertemu dengan Bournemouth dalam empat hari kebelakang. Setelah bertanding di ajang Carabao Cup, Rabu (9/11/2022) tengah pekan lalu, keduanya kembali bertemu di ajang Premier League pada Sabtu (12/11/2022) malam tadi.
Sayang, di dua pertemuan tersebut, Frank Lampard dan Everton harus mengalami nasib yang sama, dibantai. Setelah kalah dari Bournemouth di Carabao Cup dengan skor 4-1, Everton tadi malam kembali menelan kekalahan telak dengan skor 3-0.
Bahkan, akibat dari dua hasil buruk beruntun melawan tim yang sama, nasib Frank Lampard di kursi kepelatihan Chelsea menjadi semakin tidak nyaman. Dorongan dari para fans Everton agar Lampard dipecat pun semakin keras terdengar.
Apalagi, dua kekalahan dengan skor besar tersebut terjadi saat Everton menghadapi tim yang baru saja memecat pelatih utamanya, Scott Parker dan masih dipegang oleh pelatih sementara, Gary O’neil.
Bermain di kandang sendiri, Bournemouth bermain dengan kokoh di lini pertahanan dan lebih mengandalkan pola serangan balik. Di awal pertandingan, strategi ini cukup membuta Everton leluasa menciptakan peluang.
Seperti yang terjadi pada menit 4 pertandingan berjalan, Bournemouth hampir saja mencatatkan keunggulan skor. Sayang, tembakan Maupay di dalam kotak penalti dari samping gawang masih melambung tinggi.
Namun, peluang tersebut sekaligus jadi satu-satunya yang berhasil diciptakan Everton di babak pertama selain tendangan Iwobi yang masih terlalu pelan dari luar kotak penalti Bournemouth.
Selanjutnya, peluang lebih banyak diciptakan oleh tuan rumah. Bahkan pada menit 18, Bournemouth berhasil mencetak gol pertama mereka.
Dominic Solanke yang menerima bola di tengah kotak penalti berhasil memutar badan dan melepaskan tendangan melengkung ke arah pojok kiri atas gawang Jordan Pickford.
Beruntung, Pickford masih berhasil menepis bola tersebut. Sayangnya, bola hasil tepisan Pickford justru jatuh di kaki Tavernier yang sudah menunggu di dekat tiang jauh. Sontak, Tavernier melepaskan tendangan keras dan menjebol gawang Pickford.
Bournemoth sebenarnya tidak terlalu banyak memiliki penguasaan bola. Pertandingan lebih banyak didominasi oleh permainan umpan-mengumpan para pemain Everton dengan total penguasaan bola mencapai 65 persen.
Sayang, para pemain Everton kesulitan untuk bisa membuat kreasi serangan akibat pertahanan Bournemouth yang cukup kokoh dan disiplin.
Bournemouth lebih banyak mengandalkan serangan balik cepat namun efektif. Hal tersebut, kembali terbukti di menit 25.
Bermula dari umpan silang Zemura dari sisi kiri pertahanan Everton, kemelut tercipta tepat di depan gawang Pickford. Tarkowski yang mencoba membuang bola terkapar tepat di depan gawang dengan memegangi kepala.
Tetapi, permainan tetap berlanjut. Billing yang berhasil menyelamatkan bola agar tidak keluar dari garis gawang melepaskan tendangan keras dari tepi garis sekitar dua meter di sisi kanan gawang.
Tendangan tersebut berhasil ditepis oleh Pickford. Namun lagi-lagi, bola mengarah ke kaki Tavernier yang segera melepaskan umpan lambung ke depan gawang. Di sana, Kieffer Moore sudah siap berlari dan melompat untuk memenangi bola.
Sundulan Moore berhasil menjadi gol, meski setelahnya ia juga ikut terkapar di depan gawang sembari memegangi kepala di sebelah Tarkowski yang masih tiduran di atas lapangan.
Babak pertama pun berakhir dengan skor 2-0 untuk keunggulan Bournemouth.
Di babak kedua, situasi tidak banyak berubah. Everton sesekali mendapatkan kesempatan untuk mencetak gol tetapi, masih belum mampu memperkecil ketertinggalan.
Justru pada menit 69, Bournemouth berhasil kill the game dengan mencetak gol ketiga. Bermula dari tendangan bebas yang dilepaskan Lewis Cook dari sisi kanan lapangan, Jadon Anthony yang masih di babak kedua berhasil melepaskan sundulan keras untuk mengunci kemenangan tim tuan rumah atas Everton. (fat)