Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) telah menjalin kemitraan strategis dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) untuk mendorong Program Rehabilitasi Orangutan di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
Sejak tahun 2021, program ini telah mengadopsi tiga orangutan individual yang diberi nama Bagus, Ecky, dan Pedrosa. Setelah menyelesaikan masa pembelajaran di Sekolah Hutan, ketiga orangutan ini akan dilepasliarkan kembali ke habitat mereka di hutan alam.
Farah Dewi, Senior Manager Relations PHI, menjelaskan bahwa sejak tahun 2022, program ini juga memberikan dukungan rehabilitasi kepada tiga orangutan individual dengan kebutuhan khusus yang tidak dapat dilepasliarkan, selain tiga orangutan yang dapat dilepasliarkan.
“Dalam upaya konservasi orangutan, kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, masyarakat, organisasi masyarakat, dan dunia bisnis sangatlah penting. Orangutan memiliki peran kunci dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem serta memberikan manfaat luas bagi kita semua,” ungkap Dewi.
Dewi menambahkan bahwa program ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). “Kami terus berkomitmen untuk melaksanakan program CSR yang memiliki dampak nyata dan berkelanjutan, sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 13 dan 15 yang berkaitan dengan perubahan iklim dan konservasi ekosistem darat.”
Dr. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS, menjelaskan bahwa sebagai primata yang memiliki 97% kesamaan DNA dengan manusia, orangutan memiliki urgensi perlindungan yang tinggi. Upaya konservasi orangutan membutuhkan kerja sama dari semua pihak agar usaha perlindungan spesies ini dapat berhasil.
“Orangutan memiliki peran penting sebagai spesies payung di hutan, membantu dalam meregenerasi hutan yang penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan spesies lain di hutan, termasuk manusia yang membutuhkan udara bersih, air tawar, dan lahan yang terlindungi,” ungkapnya.
Jamartin menegaskan bahwa program rehabilitasi yang dijalankan oleh Yayasan BOS didasarkan pada pedoman dan kriteria nasional dan internasional (IUCN). Tujuannya adalah memberikan ketrampilan bertahan hidup kepada orangutan yatim di “Sekolah Hutan”, sehingga mereka siap untuk dilepasliarkan saat sudah cukup dewasa, dengan kemampuan bertahan hidup di alam liar seperti mencari makanan, membuat sarang, memanjat pohon, dan mengenali musuh alami.
Dalam rangka Hari Orangutan Sedunia yang diperingati pada tanggal 19 Agustus, Kemas Adrian, Manager Lingkungan PHI, berharap dukungan ini akan memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat secara luas. Pelestarian orangutan juga berkontribusi pada menjaga ekosistem penting bagi hutan, dan meningkatkan populasi orangutan di alam.
“Kami menjalankan program pengelolaan lingkungan sesuai dengan komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi energi, dan konservasi lingkungan. Program rehabilitasi orangutan ini juga sejalan dengan kebijakan transisi energi Pertamina dan pencapaian net zero emission pada tahun 2060,” jelas Kemas. (hen/hdl)