Jakarta (pilar.id) – Bakal calon presiden dari PDIP untuk periode 2024, Ganjar Pranowo, menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan program hilirisasi yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Selain fokus pada hilirisasi sumber daya mineral, Ganjar berkomitmen untuk mendorong hilirisasi di sektor lain, termasuk bidang digital.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ganjar usai menghadiri acara pelantikan Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN APINDO) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta pada Senin (31/7/2023). Acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri terkait.
Ganjar menyebut bahwa dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya melanjutkan program hilirisasi, bukan hanya pada satu jenis produk, tetapi juga pada berbagai produk yang dimiliki oleh Indonesia.
“Saat acara, Pak Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa proyek hilirisasi harus terus dilanjutkan. Tidak hanya terbatas pada satu produk, tetapi kita harus melakukan hilirisasi untuk banyak produk yang kita miliki,” ungkap Ganjar.
Ganjar juga memuji keberhasilan Presiden Jokowi dalam program hilirisasi nikel. Selain itu, Presiden Jokowi juga berencana untuk melanjutkan hilirisasi pada produk mineral lainnya, seperti timah, bauksit, dan tembaga.
“Selain nikel, Pak Jokowi juga berharap ke depan kita dapat melakukan hilirisasi di sektor lain, termasuk kelautan dan perkebunan. Sebagai contoh, hilirisasi pada produk seperti rumput laut, kelapa, dan lainnya,” jelasnya.
Ganjar menyatakan bahwa program hilirisasi ini harus dilanjutkan dengan tekad yang kuat. Tidak hanya dalam sektor mineral, kelautan, dan perkebunan, Ganjar bahkan mendorong hilirisasi di sektor digital.
“Jika perlu, kita harus melakukan hilirisasi pada industri digital. Dengan begitu, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif,” tegasnya.
Ganjar menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak produk dan potensi yang dapat dihilirisasikan. Keberhasilan hilirisasi nikel adalah contoh yang telah terbukti berhasil saat ini.
“Dari program hilirisasi nikel, kita dapat mencapai nilai tambah yang signifikan. Hal ini dapat menjadi semangat bagi kita untuk mendorong hilirisasi pada produk lainnya. Kita perlu meningkatkan hilirisasi untuk mencapai kemandirian ekonomi,” ungkapnya.
Presiden Joko Widodo juga turut menjelaskan pentingnya bagi Indonesia untuk terus melanjutkan program hilirisasi. Dalam contoh kasus hilirisasi nikel saja, Indonesia telah berhasil mencapai nilai tambah yang sangat besar.
“Sebelum dilakukan hilirisasi, pendapatan dari ekspor nikel mentah hanya sebesar Rp31 triliun. Namun, setelah dilakukan hilirisasi, pendapatan dari sektor nikel meningkat menjadi Rp510 triliun,” jelasnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa program hilirisasi harus terus diperjuangkan, tidak hanya pada sektor nikel, tetapi juga pada produk mineral lainnya seperti bauksit, timah, dan tembaga.
“Meskipun ada gugatan dari WTO dan peringatan dari IMF, kita harus tetap melanjutkan program hilirisasi ini,” pungkasnya. (hen/hdl)