Gresik (pilar.id) – Prevalensi kusta di Indonesia meningkat pada tahun 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, prevalensi kasus kusta di Indonesia sebesar 0,55 per 10 ribu penduduk pada 2022.
“Prevalensi tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 0,5 per 10.000 penduduk,” ungkap dr. Dinda Yuliasari, dokter umum di Rumah Sakit Wates Husada, Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/6/2023).
Kenaikan angka penyakit kusta ini, kata dr. Dinda Yuliasari, perlu diwaspadai karena penyakit kusta adalah salah satu gangguan pada kulit yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.
Ia pun menambahkan, cara paling tepat untuk mengatasi sekaligus menurunkan angka penyakit tersebut adalah dengan mengetahui berbagai gejala awalnya, sehingga diagnosis bisa dilakukan.
Berikut beberapa gejala awal dari kusta yang perlu diketahui, seperti yang dipaparkan dr. Dinda Yuliasari kepada pilar.id.
1. Lesi Disertai Mati Rasa
Salah satu gejala awal dari kusta adalah lesi pada kulit yang disertai dengan mati rasa di bagian tersebut. Lesi, atau bercak pada kulit, memang umum terjadi saat seseorang alami penyakit kulit, tetapi hanya kusta yang dapat menyebabkan bagian tersebut kehilangan rasa. Bagian kulit yang terserang penyakit ini juga tidak dapat membedakan antara panas dan dingin. Kamu mungkin tidak merasakan apapun meski ditusuk dengan sesuatu yang tajam.
2. Penebalan Saraf Tepi
Kamu juga dapat mengalami penebalan saraf tepi sebagai gejala awal dari kusta. Masalah ini dapat menyebabkan hilangnya sumber perasa di lengan dan kaki hingga alami kelemahan otot. Jika masalah ini terus dibiarkan, mungkin saja dapat menyebabkan kelumpuhan dan masalah fungsi saraf lainnya.
3. Kesemutan
Jika kamu kerap alami kesemutan yang terjadi pada lengan, kaki, atau tangan, hal ini bisa jadi salah satu gejala dari kusta. Penyebabnya adalah adanya tekanan akibat suatu hal yang menyebabkan saraf terkompresi. Apabila kamu terlalu sering alami kesemutan tanpa sebab, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan.
“Mengenali gejala ini sangat penting. Agar kita lebih waspada terhadap gejala awal kusta sehingga angka penyakit kusta tidak bertambah lagi di tahun ini,” tegas dr. Dinda Yuliasari. (ret/hdl)