Gresik (pilar.id) – Penyakit campak dan alergi merupakan dua penyakit yang sering dijumpai oleh banyak orang. Meskipun keduanya dapat menyebabkan ruam pada kulit, ada perbedaan utama antara campak dan alergi yang perlu diketahui. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan perbedaan gejala serta penyebab kedua kondisi ini.
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus campak, sementara alergi terjadi karena reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap alergen tertentu. Ruam yang muncul pada campak dan alergi memiliki karakteristik dan pola yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan antara gejala campak dan alergi.
Gejala Campak
- Ruam campak biasanya dimulai di wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh termasuk tangan dan kaki.
- Ruam campak muncul sebagai bintik-bintik merah yang bergabung dan membentuk bercak merah yang lebih besar.
- Ruam campak sering disertai demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan gejala flu lainnya.
- Campak dapat menyebabkan gejala lain seperti sakit tenggorokan, nyeri otot, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.
Gejala Alergi
- Ruam alergi biasanya muncul sebagai bintik-bintik merah atau benjolan kecil yang terasa gatal pada kulit.
- Ruam alergi dapat muncul di berbagai bagian tubuh, tergantung pada alergen yang memicu reaksi alergi.
- Ruam alergi sering disertai gejala alergi lainnya seperti bersin, hidung berair, gatal-gatal di mata atau hidung, dan sesak napas.
- Alergi dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti makanan, obat-obatan, serbuk sari, bulu hewan, atau bahan kimia tertentu.
Penularan Campak
Menurut dr. Dinda Yuliasari, seorang Dokter Umum di RS Wates Husada Gresik, Jawa Timur, campak adalah jenis penyakit viral yang umum terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 1 hingga 10 tahun.
“Gejala campak dimulai dengan demam, pilek, mata merah, dan batuk kering. Beberapa hari kemudian, ruam merah akan muncul di seluruh tubuh dan terus menyebar selama beberapa hari ke depan,” jelas dr. Dinda, Selasa (27/6/2023).
Penyebab campak adalah virus yang menyebar melalui tetesan air liur saat seseorang dengan campak bersin atau batuk. Virus tersebut kemudian masuk ke saluran pernapasan dan mulai berkembang biak. Masa inkubasi campak bisa berlangsung selama 10-12 hari sebelum gejala muncul.
Vaksinasi MMR
“Pencegahan campak dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi MMR (measles, mumps, dan rubella) pada anak-anak,” tambah dr. Dinda Yuliasari.
Vaksin MMR diberikan pada usia 9-12 bulan dan diulang saat anak berusia 15-18 bulan. Vaksinasi ini sangat penting karena selain mencegah campak, juga mampu mencegah penyakit lain seperti gondongan dan rubella. Vaksin MMR merupakan vaksin wajib yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak mereka.
Penanganan campak dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan penderita, menjaga tubuh tetap terhidrasi, serta memberikan obat penurun demam dan obat batuk kering jika diperlukan.
“Penderita campak juga perlu beristirahat dan menghindari aktivitas berat selama masa penyembuhan,” imbuh dr. Dinda Yuliasari.
Jika seseorang diduga terinfeksi campak, segera bawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Dengan adanya vaksin MMR yang efektif, diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus campak di masa depan.
Dalam merawat dan mencegah penyakit alergi, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai dengan jenis alergi yang dialami. (ang/hdl)