Surabaya (pilar.id) – Membuka East Java Halal Agro Industry Fest 2022 ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga melakukan pelepasan ekspor produk makanan ringan halal sebesar 5,8 ton oleh PT Manohara Asri dengan tujuan ke Yordania.
Selain itu juga dilakukan pelepasan ekspor produk biskuit halal dari PT Mega Global Food Industry sebanyak 4,8 ton dengan tujuan ke Saudi Arabia.
“Saya berharap, pelepasan ekspor produk halal kali ini turut mendorong peningkatan ekspor produk halal Jawa Timur yang berkelanjutan, sehingga berdampak besar pada perekonomian Jawa Timur,” kata Khofifah.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah didampingi oleh Kepala Disperindag Prov Jatim menyerahkan sertifikat halal kepada 30 orang pelaku IKM yang dilakukan secara simbolis kepada 10 orang penerima.
Serta diserahkan pula penghargaan kepada kabupaten dan kota yang mendukung pengembangan halal yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
Selain itu juga diserahkan kepada Industri yang berkontribusi pada Ekspor produk halal yakni PT. Kargil Indonesia, PT Aneka Tuna Indonesia, dan PT Wings Surya. Selanjutnya, juga diserahkan penghargaan kepada KIH Sidoarjo atas dukurngan KIH pada IKM.
Juga turut dilakukan penandatanganan kontrak antara PT. Mandala Cahaya Sentosa, PT. Triata Mulia Nusantara (Industri olahan kurma), dan PT. Sari Raya Indonesia (Eksportir produk halal) dengan Direktur Kawasan Industri Halal Safe ‘n Lock Sidoarjo.
Sementara itu, dalam laporannya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim Drajat Irawan menyampaikan bahwa perdagangan pasar halal di Jepang meningkat 60 persen. Oleh sebab itu ini menjadi peluang yang harus ditangkap Jatim.
“Maka di sinilah pentingnya standarisasi produk halal. Karena saya yakin dengan produk yang terstandarisasi mampu meningkatkan nilai produk dan produktivitas. Inilah yang menguatkan ekosistem produk halal,” kata Drajat.
Ia juga menyampaikan, atase perdagangan di Australia masih memerlukan produk halal, khususnya dari Jawa Timur.
“Ada peluang besar dari perdagangan produk halal disana. Inilah yang membuat Jawa Timur harus bisa menjadi terdepan dalam hal industri halal,” tutup Drajat. (jel/hdl)