Jakarta (pilar.id) – Tupperware merupakan salah satu brand alat-alat rumah tangga berbahan plastik yang cukup populer di Indonesia.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia utamanya ibu-ibu, Tupperware adalah kasta tertinggi barang-barang berbahan plastik.
Namun, setelah 77 tahun perjalanannya di Indonesia, Tupperware kini menghadapi potensi kebangkrutan.
Potensi kebangkrutan Tupperware Brands Corp (TUP.N) ini terjadi setelah saham mereka dalam beberapa hari ke belakang mengalami penurunan yang sangat drastis.
Senin, 10 April 2023 lalu jadi awal kejatuhan nilai saham Tupperware yang anjlok lebih dari 50 persen menjadi Rp18.009 rupiah per saham. Atau setara dengan 1,21 US Dolar.
Harga saham Tupperware bahkan turun hingga 48 persen di penutupan bursa saham hari Senin (10/4/2023).
Sehari kemudian, nilai saham Tupperware sempat mengalami kenaikan ke angka 1,32 US Dolar per saham atau Rp19.646 per saham.
Namun, kenaikan tersebut masih sangat rendah. Apalagi, jika dibandingkan dengan periode 2021 lalu ketika saham Tupperware sempat naik ke angka tertinggi di harga Rp574.075 per saham atau 38,57 US Dolar.
Kemerosotan nilai saham Tupperware ini terjadi bahkan ketika mereka sudah bekerja sama dengan penasehat keuangan sejak Jumat, 7 April 2023 lalu.
Dimana, Tupperware berusaha melakukan perbaikan struktur modal dan likuiditas saham jangka pendek. Di sisi lain, Tupperware juga mulai menjajaki portofolio real estate untuk mempertahankan likuiditas mereka.
Tupperware juga menegaskan bahwa mereka masih berharap agar bisnis ini masih bisa terus bertahan dan mencoba mencari pembiayaan lain untuk mewujudkan hal itu.
“Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami, dan hari ini menandai langkah penting dalam mengatasi posisi modal dan likuiditas kami,” terang CEO Tupperware, Miguel Fernandez dikutip dari Daily Mail.
Lebih lanjut, Miguel pun menyatakan bahwa pihaknya terus berusaha untuk mengurangi dampak dari anjloknya nilai saham mereka saat ini.
Potensi kebangkrutan Tupperware ini tentu cukup mengejutkan. Apalagi, di tahun 2021 silam mereka mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat signifikan.
Tupperware mendapatkan permintaan yang tinggi dari konsumen akibat Covid-19. Dimana, masyarakat memilih Tupperware untuk menyimpan sisa makanan mereka.
Namun, di tahun 2022 volumen penjualan tersebut langsung turun secara drastis. (fat)