Surabaya (pilar.id) – Satu kawasan di Surabaya yang paling identik dengan minyak wangi adalah Kampung Arab Ampel. Ada puluhan toko berjajar dan menjual parfum di tempat ini. Uniknya, pusat parfum Ampel di Jalan Panggung Surabaya berada di kawasan yang sama dengan Pasar Pabean, yang merupakan pasar ikan terbesar di kota ini.
Bau ikan yang menyengat pun seketika lenyap saat kita memasuki jejeran toko yang khas dengan pajangan botol bibit parfum. Aroma pasar ikan segera tergantikan dengan harumnya berbagai jenis wewangian.
Bau wangi tersebut menyeruak ketika pelayan toko menuang bibit parfum dari dalam botol, dan meraciknya dengan takaran kadar alkohol.
“Aroma apapun dari merk parfum internasional, Insyaallah ana (saya) ada,” ucap Faruq dengan logat khas peranakan Arab Ampel.
Sayangnya, Faruq tak tau pasti kapan awal mula kawasan ini jadi kampung minyak wangi. Yang bisa dipastikan, dirinya adalah generasi ketiga yang mengelola Toko Mekar Wangi ini. Jaman kakeknya muda dulu pernah bekerja di salah satu toko parfum di sini, lalu mulai merintis tokonya sendiri, hingga diturunkan ke ayahnya.
Senada dengan Natsir yang sekarang mengelola Toko Wangi Asli. Dia mendapat cerita, konon toko-toko minyak wangi di sini sudah ada sejak 1935. “Lihat saja dari bentuk bangunannya yang sudah kuno. Dan semuanya masih asli, bertahan sampai sekarang jadi toko minyak wangi.” ucapnya.
Dari kawasan kota tua di Jalan Panggung ini, minyak wangi yang didatangkan langsung dari Arab, Perancis hingga Swiss banyak diburu oleh pelanggan eceran hingga pengulak dari luar kota. Bahkan secara rutin ada yang mengirim bibit parfum, alkohol dan perlengkapan botol minyak wangi hingga ke Timor Leste.
Meski bibit minyak wangi atau parfum isi ulang pasarnya semakin banyak hingga masuk ke pusat-pusat belanja dan mall modern, mereka tetap yakin Kampung Parfum Jalan Panggung ini akan tetap lestari. (ton/hdl)