Jakarta (pilar.id) – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa peting bagi Negara Indonesia untuk terus memperkuat angkatan perang yang dimiliki.
Termasuk melalui penguatan sistem pertahanan. Sehingga, Indonesia tidak mudah dikerdilkan oleh negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan Doktor Ilmu Pertahanan tersebut, saat Talkshow bertajuk HUT ke-77 TNI adalah Kita, Sejarah, Kepeloporan dan Desain Masa Depan TNI di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Hasto menyampaikan PDI Perjuangan memiliki komitmen dalam menjaga tegaknya negara Pancasila berdasarkan UUD 1945 kebhinnekaan Indonesia dan juga NKRI. Menurut Hasto, Indonesia merupakan negara besar, yang tidak boleh dikerdilkan oleh negara-negara lain.
“Kita adalah negara besar dan seharusnya kekuatan angkatan perang kita terus bangun sehingga kita tidak mudah itu dikerdilkan negara-negara tetangga kita,” ujar Hasto.
Dia berujar, pemikiran geopolitik Bung Karno sangat relevan terhadap pertahanan negara. Sehingga, gambaran postur sistem pertahanan itu betul betul harus sesuai kondisi geografis Indonesia. Pemikiran Bung Karno itu lah yang selalu diingatkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Karena kita adalah negara maritim, kita bukan kontinental itu yang selalu diingatkan oleh Bu Mega. Kita melihat bahwa apa yang disampaikan Bu Mega tentang kepeloporan TNI memang merangkai suatu imajinasi bagaimana negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negara maritim, posisi strategis di antara dua benua, dua samudera,” kata Hasto.
Hasto juga menekankan, bagaimana pentingnya agar tidak menarik TNI ke politik. Ia mencontohkan, bagaimana Megawati saat menjabat sebagai Presiden RI ke-5 tidak pernah menarik TNI ke politik. Pria asal Yogyakarta itu bercerita bagaimana Megawati saat masih berhadapan dengan Orde Baru.
“Ketika berhadapan dengan pemerintahan Orde Baru, Bu Mega banyak sekali mendapatkan tekanan dari alat-alat negara. Kejaksaan kepolisian TNI itu semua dipakai untuk menekan Bu Mega tetapi hebatnya Bu Mega tidak melakukan berbagai bentuk yang justru memperkuat disintegrasi,” kata Hasto.
“Saat itu, justru Ibu Megawati mengambil langkah-langkah rekonsiliasi bahkan saat itu ketika Pak Harto dihujat Bu Mega mengatakan stop hujat Pak Harto. Maka saat itu Bu Mega merangkul dengan politik rekonsiliasi. Purnawirawan TNI banyak yang ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis itu,” tambah Hasto. (her/fat)