Jakarta (pilar.id) – Ketika nantinya Ibu Kota Negara dipindahkan ke Kalimantan Timur, Aset Negara senilai Rp300 triliun akan ditinggalkan di DKI Jakarta. Aset-aset ini nantinya akan tetap dimanfaatkan sehingga tidak terbengkalai begitu saja.
Untuk itu, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang melakukan pengkajian mengenai model dan pula pemanfaatan apa saja yang bisa digunakan untuk aset-aset tersebut.
“Sekarang kita sedang menyiapkan, menginventarisasi serta mengkaji highest and best use-nya,” kata Direktur Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu Encep Sudarwan dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (28/1/2022).
Encep menjelaskan sebenarnya nilai aset milik negara yang ada di Jakarta mencapai Rp1.400 triliun. Namun, yang bisa dimanfaatkan ketika IKN pindah hanya sekitar Rp300 triliun.
Hal tersebut lantaran dari Rp1.400 triliun aset negara di Jakarta itu mayoritas berbentuk kantor wilayah (kanwil). Sehingga ketika IKN pindah ke Kalimantan Timur aset tersebut akan tetap beroperasi seperti sebelumnya untuk operasional kantor-kantor wilayah dari kementerian maupun lembaga negara lainnya.
“Di Jakarta ini banyak kanwil, DJKN ada kanwilnya dan itu masih jalan masih dipakai. Kanwil pajak, bea cukai, perbendaharaan masih dipakai. Polri ada Polda-nya. TNI ada Kodam ke bawah. Belum istana negara dan kuburan,” katanya.
Oleh sebab itu, hanya ada aset negara di Jakarta senilai Rp300 triliun yang akan dimanfaatkan namun mekanisme pemanfaatannya belum ditentukan.
Bentuk-bentuk pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) sendiri ada enam yakni sewa, pinjam pakai, Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) dan Bangun Guna Serah (BGS)/Bangun Serah Guna (BSG). Kemudian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) serta Kerja Sama Terbatas Untuk Pembiayaan Infrastruktur (KETUPI).
Encep melanjutkan, pemanfaatan aset negara Rp300 triliun itu baru dilaksanakan ketika pemindahan IKN mulai dilakukan dan akan berdasarkan Kementerian/Lembaga (K/L) yang kosong lebih dulu.
“Kita menunggu dulu, ada sequence-nya. Kalau tahun ini masih dipakai, kantornya masih dipakai. Baru kalau sudah pindah, itu pun mengikuti sequence nya KL mana dulu yang pindah setelah itu kita lihat yang kosong,” katanya. (fat/tra)