Jakarta (pilar.id) – Demi menjaga kelestarian hutan di Indonesia, Pemerintah Indonesia bersama dengan Kanada menjalankan program Lands4Lives. Program ini merupakan bertujuan untuk memperbaiki tata kelola lahan sekaligus menjaga kelestarian hutan di dua kabupaten yang ada di Sematera Selatan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, Firmansyah di Palembang, Rabu (2/2/2022), mengatakan, proyek Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods in Indonesia (Land4Lives) ini merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).
Proyek yang dijalankan World Agroforestry (ICRAF) ini bertujuan untuk memperbaiki tata kelola bentang lahan dan memperkuat penghidupan berketahanan iklim. Khususnya untuk masyarakat rentan dan perempuan dan anak-anak perempuan di Indonesia.
Untuk menandai dimulainya proyek ini, Pemprov Sumsel melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan lokakarya dan diskusi dengan para pemangku kepentingan.
Land4Lives ini menargetkan pengelolaan bentang lahan yang baik melalui kerja sama dengan petani untuk mengurangi kerentanan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian.
“Proyek ini berfokus pada kesetaraan gender dalam mendukung pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan serta akses ke pasar,” kata dia.
Di Sumatera Selatan, Land4Lives akan bekerja di dua wilayah fokus, yakni di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KHG) Lalan Mendis dan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Saleh-Sugihan. Fokus kegiatan di kedua wilayah adalah untuk mitigasi perubahan iklim.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Rosidin Hasan mengatakan pemerintah daerah menyambut baik inisiatif melalui Proyek Land4Lives ini dan mengucapkan apresiasi kepada GAC dan ICRAF.
Sumatera Selatan telah mengukuhkan komitmen untuk menurunkan emisi dari sektor berbasis lahan melalui program-program pertanian, pengelolaan dan pencegahan hutan, kampung iklim serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai dalam RPJMD 2019-2023.
Kegiatan dalam Land4Lives selaras dengan upaya-upaya yang tengah dan akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi seperti yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2019-2023.
“Harapan kami kegiatan ini akan mempercepat upaya pemerintah daerah untuk mencapai target pembangunan yang sudah kami tetapkan,” ujar dia.
Sementara itu Direktur ICRAF Indonesia Sonya Dewi mengatakan bahwa degradasi lingkungan yang terus berlanjut di Indonesia telah mempengaruhi 50-60 juta orang Indonesia yang bergantung pada ekosistem alami untuk mata pencaharian dan ketahanan pangan mereka.
Selain itu, perubahan iklim yang diproyeksikan akan mempengaruhi produktivitas pertanian, memberikan dampak serius pada petani kecil yang bergantung pada tanaman subsisten dan komersial. Dengan adanya program ini, diharapkan komunitas rentan seperti perempuan dan anak-anak perempuan akan menjadi lebih kuat dan mampu melakukan upaya mitigasi.
Kemudian, meningkatkan ketahanan, sekaligus beradaptasi dengan dampak buruk dari perubahan iklim, melalui partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan lingkungan dan komunitas.
Land4Lives menargetkan pengelolaan bentang lahan yang baik melalui kerja sama dengan petani untuk mengurangi terjadinya deforestasi, menjaga ekosistem alami, mengurangi kerentanan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian.
Land4Lives akan mempromosikan solusi berbasis alam melalui sistem pertanian dan pangan yang tanggap iklim, serta pengelolaan lahan dan air yang komprehensif. (lin/antara)