Jakarta (pilar.id) – Indonesia siap mempersembahkan semangat perdamaian dalam diplomasi air atau hydro-diplomacy pada perhelatan besar 10th World Water Forum yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 18–25 Mei 2024.
Dialog yang akan dijalin oleh Indonesia dalam forum ini akan didasarkan pada prinsip menjunjung tinggi martabat dan solutif dalam menyelesaikan permasalahan terkait air.
Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, dalam konferensi pers daring FMB9 Road to 10th World Water Forum pada Kamis (28/3/2024).
Dia menekankan pentingnya memelihara air sebagai sumber kesejahteraan bersama, bukan sebagai pemicu konflik. Penyelesaian masalah terkait air seharusnya dilakukan tanpa mengorbankan sumber daya yang dimiliki.
“Kita akan mendalami berbagai pendekatan diplomasi air bersama para pakar hydro-diplomacy. Filosofi air dengan segala perwujudannya akan menjadi semangat dalam diplomasi Indonesia untuk menyelesaikan konflik-konflik terkait air. Kami juga mendorong kolaborasi dalam diplomasi untuk mencegah konflik dan bencana,” ungkap Firdaus.
Selain membawa semangat perdamaian, 10th World Water Forum juga akan menjadi pertemuan terbesar dalam sejarah yang diselenggarakan setelah pandemi Covid-19. Indonesia menjadi negara ketiga di Asia yang dipercaya menjadi tuan rumah forum ini, setelah Jepang dan Korea Selatan.
Firdaus menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai tuan rumah tidaklah mudah, terutama dengan waktu persiapan yang hanya sekitar dua tahun dalam kondisi dunia yang masih terpukul oleh dampak perubahan iklim dan belum pulih sepenuhnya dari pandemi.
“10th World Water Forum di Bali adalah momentum monumental untuk mentransformasi kebijakan, semangat, dan spirit bersama-sama dalam menghadapi masa depan, di mana air menjadi sumber kehidupan dan perdamaian, bukan sebagai sumber konflik dan bencana,” tegasnya.
Acara 10th World Water Forum akan menampilkan 290 sesi acara paralel yang terdiri dari 230 sesi politik, regional, dan tematik, serta 60 acara sampingan. Terdapat enam subtema dalam proses tematik, empat isu kawasan, dan lima level proses politik.
“Kami juga menggandeng generasi muda dalam forum ini untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan mencari solusi atas tantangan air global saat ini dan masa depan. Pemerintah Indonesia mempersembahkan generasi muda sebagai bagian dari upaya mencari solusi atas tantangan dan krisis air global yang dihadapi,” jelas Firdaus. (ted)