Jakarta (pilar.id) – Seru. Pertandingan babak 16 besar Liga Champions antara Inter Milan melawan Liverpool Kamis (17/2/2022) dini hari benar-benar seru dan menegangkan.
Kedua tim bermain dengan tempo yang sama-sama tinggi. Sama-sama melakukan pressing ketat dan sama-sama membangun serangan dari lini pertama.
Penguasaan bola dari kedua tim pun tak jauh berbeda. Liverpool sedikit lebih unggul dengan jumlah penguasaan bola mencapai 54 persen. Sedangkan Inter 46 persen. Bedanya, Liverpool punya kualitas umpan yang lebih baik.
Di pertandiangan yang berlangsung di Stadiun San Siro, Milan ini, Inter lebih banyak menguasai permainan di lini tengah dan belakang. Sedangkan Liverpool lebih banyak bermain dari sisi sayap yang memang menjadi kekuatan mereka.
Liverpool dengan kualitas pemian yang lebih baik, lebih banyak melakukan serangan. Tercatat mereka melepaskan 13 tendangan dengan 2 diantaranya mengarah ke gawang dan menjadi gol.
Sedangkan Inter hanya bisa menciptakan 9 shot dan tidak satupun mengarah ke gawang. Meski begitu, Inter sebenarnya memiliki kesempatan untuk lebih dahulu mencetak gol.
Di menit ke-15, Calhanoglu mendapatkan kesempatan emas untuk bisa mencetak gol. Bermula dari keberhasilan Perisic mengirimkan umpan silang mendatar setelah berduel dengan Trent dan Konate.
Calhanoglu yang berlari dari belakang berhasil menerima bola dan melepaskan tendangan keras ke gawang Alisson. Kiper Liverpool tersebut mati langkah. Namun, bola hanya membentur mistar gawang kemudian memantul kembali ke dalam lapangan.
Tidak terlalu banyak peluang tercipta di babak pertama. Hal ini berkat ketatnya pertahanan Inter dan kemmapuan Liverpool untuk memutus serangan inter setiap kali memasuki sepertiga akhir lapangan mereka.
Hanya Mane yang mencatatkan dua kesempatan selain Calhanoglu. Kesempatan pertama ia dapatkan di menit ke-13. Umpan Robertson dari tendangan bebas ke tiang jauh Inter berhasil disundul oleh Mane. Sayang, bolanya masih melambung di atas gawang Handanovic.
Menit ke-22 Mane kembali mendapat peluang. Sekali lagi, dari bola mati. Mane yang berdiri di dekat tiang jauh berhasil menerima umpan corner dari Trent kemudian melepaskan tendangan salto. Sayang, bolanya juga masih belum mengarah ke gawang.
Di babak kedua, Liverpool melakukan pergantian cepat dengan memasukkan Firminho menggantikan Jota. Pergantian ini akhirnya memberikan dampak positif bagi hasil pertandiangan.
Tetapi, nanti di menit-menit akhir ketika Firminho berhasil mencetak gol pertama Liverpool melalui sundulan tajam yang menukik ke tiang jauh gawang Handanovic.
Sebelum gol itu terjadi, Inter lebih dahulu mencetak gol melalui Edin Dzeko di menit ke-59. Menerima umpan terobosan dari Vidal, Dzeko yang bebas dari kawalan berlari ke kotak pinalti Liverpool dengan nyaman.
Ia kemudian berhasil memperdaya Alisson dan memasukkan bola. Sayang, gol tersebut dianggap tidak pernah terjadi karena Dzeko sudah berada dalam posisi offside.
Setelah gol Firminho yang dicetak di menit ke-74, laga berjalan timpang. Liverpool menjadi semakin nyaman menguasai bola. Dan Inter sepertinya kehabisan stamina karena harus terus-menerus bermain dengan tempo tinggi.
Inter sempat mendapatkan kesempatan untuk menyamakan kedudukan sebenarnya di menit ke-79. Bermula dari umpan silang Alexis yang berhasil di halau Konate.
Bola kemudian jatuh di kaki Perisic yang melepaskan tendangan melengkung dari jarak jauh. Sayang, tendangan tersebut masih sedikit berada di atas mistar Liverpool.
Liverpool kemudian mengukuhkan kemenangan setelah di menit ke 82, Salah berhasil mencetak gol. Sundulan Van Dijk setelah menerima umpan silang dari Trent berhasil disambut dengan tendangan mendatar dari Salah di tengah kemelut dan kerumunan pemain Inter.
Tendangan tak terduga tersebut pun membuat Handanovic mati langkah dan hanya bisa melihat bola mengalir pelan masuk ke pojok gawangnya. (fat)