Jakarta (pilar.id) – Sastrawan asal Indonesia, Sapardi Djoko Damono jadi Google Doodle hari ini, 20 Maret.
Sapardi Djoko Damono adalah seorang sastrawan yang memiliki karir panjang di dunia sastra.
Namun, kehidupan Sapardi Djoko Damono juga tidak bisa dilepaskan dari kegiatan belajar mengajar. Sebab, Sapardi Djoko Damono juga merupakan seorang pengajar dan pendidik yang tekun.
Selain berkarir di dunia sastra, Sapardi Djoko Damono juga memiliki karir akademik yang cukup mentereng di beberapa universitas ternama di Indonesia.
Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu sastrawan besar Indonesia yang juga sangat produktif.
Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta 20 Maret 1940 dan meninggal di usia 80 tahun pada 19 Juli 2020.
Sapardi Djoko Damono memiliki karir sastra yang sangat panjang. Bahkan Sapardi masih terus menerbitkan berbagai karya sastra di masa-masa akhir hidupnya.
Seperti kumpulan cerpen “Sepasang Sepatu Tua” yang terbit tahun 2019, Novel Segi Tiga dan kumpulan puisi Mboel: 80 Sajak yang keduanya terbit di tahun 2020.
Sapardi menghabiskan masa kecil hingga remaja di Surakarta. Dimana ia menempuh pendidikan di SD Kesatryan Keraton Surakarta, SMP Negeri 2 Surakarta dan SMA Negeri 2 Surakarta.
Setelah menempuh pendidikan dasar di Surakarta, Sapardi Djoko Damono kemudian melanjutkan pendidikannya ke Kota Yogayakarta.
Sapardi menjadi mahasiswa Bahasa Inggris di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Setelah lulus dari UGM, Sapardi sempat menjadi pengajar di Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, IKIP Malang yang ada di Madiun pada tahun 1964 hingga 1968.
Di tahun 1974, Sapardi mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang sekarang sudah berganti nama jadi Fakultas Ilmu Budaya.
Sapardi juga sempat menempuh pendidikan di University of Hawai di Honolulu.
Setelah dari Hawai, Sapardi melanjutkan pendidikannya di program doktor Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1989.
Sapardi kemudian diangkat sebagai Guru Besar UI dan menjabat sebagai dekan Fakultas Sastra UI periode 1995 hingga 1999.
Meski sudah tidak menjadi dekan, Sapardi Djoko Damono masih terus menjalankan kegiatan mengajar di Universitas Indonesia hingga purna tugas pada 2005.
Selepas dari UI, Sapardi Djoko Damono melanjutkan kegiatan mengajarnya di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta.
Di luar kegiatan penulisan sastra dan non sastra yang secara tekun ia lakukan hingga usia senja, Sapardi Djoko Damono juga adalah pendidik yang tekun.
Sapardi Djoko Damono terus bergiat di dunia akademik dengan mengajar dari satu universitas ke universitas yang lain.
Di dunia sastra, Sapardi Djoko Damono juga telah meraih berbagai macam penghargaan baik dari publik nasional maupun internasional.
Berikut beberapa penghargaan yang diraih Sapardi Djoko Damono semasa hidupnya:
– Cultural Award – Australia – 1978
– Anugerah Puisi Putra – Malaysia – 1983
– SEA Write Award – Thailand – 1986
– Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – 1990
– Kalyana Kretya – Menristek RI – 1996
– Achmad Bakrie Awards – 2003
– Akademi Jakarta – 2012
– Habibie Award – 2016
– ASEAN Book Award – 2018. (fat)