Malang (pilar.id) – Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, mengunjungi peternakan sapi di kandang komunal UPT Pakan Ternak milik Koperasi SAE Pujon, Kabupaten Malang, Sabtu (11/1/2025).
“Kami mengantisipasi PMK dengan memperketat jalur perdagangan ternak, membersihkan kandang dengan disinfektan, serta memberikan vaksinasi kepada ternak sehat,” ujar Adhy.
Strategi Pencegahan dan Vaksinasi Mandiri
Adhy mengapresiasi langkah koperasi yang melakukan vaksinasi mandiri untuk melindungi ternak dari PMK. Ia menilai inisiatif seperti yang dilakukan Koperasi SAE Pujon bisa menjadi contoh strategis untuk diterapkan di daerah lain.
“Ketika kasus PMK melonjak, koperasi langsung memberikan vaksin dan vitamin pada ternak. Kepemilikan sapi pribadi tetap menjadi tanggung jawab kami terkait vaksinasi,” jelas Adhy.
Saat ini, Pemprov Jatim telah mendistribusikan 25 ribu vaksin, dengan tambahan 325 ribu vaksin dari APBD dan 1,4 juta vaksin dari Kementerian Pertanian. Namun, kebutuhan total mencapai 6-7 juta dosis vaksin.
Data Kasus PMK
Sejak 1 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025, tercatat 11.317 kasus PMK di Jatim. Dari jumlah tersebut, 70 persen ternak dalam proses penyembuhan, 22 persen sembuh, dan sisanya mati atau dipotong paksa.
“Angka ini kecil, hanya 3 persen dari total populasi ternak. Namun, kami terus masifkan upaya agar tidak meluas,” ujar Adhy.
Kebijakan Penutupan Pasar Hewan
Adhy juga menjelaskan bahwa tiga kabupaten, yaitu Tulungagung, Situbondo, dan Ponorogo, telah menutup pasar hewan selama 14 hari untuk mencegah penyebaran PMK. Namun, kebijakan ini masih dalam pengawasan Pemprov Jatim.
“Kami belum memutuskan penutupan secara luas. Selain mengatasi penyakit, ekonomi masyarakat juga harus tetap berjalan,” tegasnya. (usm/hdl)