Jakarta (pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) tengah menggarap proyek ambisius pembangunan sistem transportasi terintegrasi di wilayah Gerbangkertosusila.
Proyek ini bertujuan menghubungkan pusat-pusat perekonomian utama, seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan.
Dalam pertemuan dengan Deputi Sarana Prasarana Bappenas di Jakarta pada Senin (11/12/2023), Wagub Emil menjelaskan bahwa Pemprov Jatim telah menemukan format yang tepat untuk proyek ini, yaitu melalui Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP).
“Pengembangan proyek ini sudah dimulai sejak tahun 2022 dan didasarkan pada Keputusan Gubernur Jawa Timur No 188/743/KPTS/013/2022. Ini menandai komitmen kami dalam merencanakan Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan untuk Wilayah Metropolitan Surabaya Periode Tahun 2022-2024,” ujar Wagub Emil.
Proyek ini, selain sebagai langkah menuju sistem transportasi terintegrasi, juga menjadi respons terhadap masalah kemacetan dan polusi udara yang disebabkan oleh dominasi penggunaan kendaraan pribadi.
Wagub Emil menyoroti kebutuhan mendesak untuk menanggapi situasi ini secara struktural guna mencegah dampak negatif lebih lanjut terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Hasil kajian SUMP yang dilakukan oleh Pemprov Jatim bersama Konsultan EGIS Rail SA menunjukkan bahwa kebutuhan angkutan umum antar wilayah, terutama Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo, mencapai 0,73 juta perjalanan per hari. Namun, layanan angkutan umum saat ini kurang optimal karena rendahnya aksesibilitas ke lokasi transit.
Wagub Emil menegaskan, “Kami berusaha agar sistem transportasi di Jawa Timur dapat terintegrasi, sebagaimana di Jakarta dengan KRL, MRT, atau LRT. Salah satu langkah strategis adalah peningkatan kapasitas jaringan kereta api dari single track menjadi double track, yang diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas hingga 10 kali lipat.”
Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengkaji pembiayaan proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL), yang diharapkan menjadi KRL pertama di Jawa Timur. Proyek ini dijadwalkan untuk memulai konstruksi pada tahun 2025.
“Dengan pembenahan ini, kami berharap dapat menciptakan solusi yang terpadu dan efisien untuk mengatasi masalah transportasi dan meningkatkan mobilitas di Jawa Timur,” harap Emil. (hdl)