Jakarta (pilar.id) – Memperingati Hari Kanker Sedunia pada Minggu (19/2/2023) Kementerian Kesehatan menggelar acara Fun Walk di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi dini secara rutin untuk mengendalikan kanker.
Di sisi lain, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menegaskan bahwa Kemenkes akan memenuhi kebutuhan alat deteksi dini kanker di seluruh Indonesia.
Pasalnya, menurut Menkes, keterbatasan alat deteksi dini di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu sebab rendahnya tingkat deteksi dini kanker yang dilakukan masayarakat.
Untuk mendorong peningkatan deteksi dini kanker, Kemenkes akan memenuhi kebutuhan alat deteksi dini kanker dengan mempertimbangkan jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan bahwa saat ini Kemenkes berupaya untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi dini seperti, mammografi dan USG di 514 kabupaten/kota untuk deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan.
Selain itu juga pemenuhan CT Scan di 514 kabupaten/kota untuk deteksi dini kanker kolorektoral pada laki-laki, serta pemenuhan 10.000 hematoanalyser untuk mendeteksi kelainan darah putih pada anak-anak.
“Kanker payudara paling banyak diderita perempuan, kita sudah memasang 6000 USG, mudah-mudahan 10.000 USG bisa kita penuhi tahun ini. Kedua ada serviks, kita sudah wajibkan vaksinasi HPV. Testingnya nanti kita geser dari tes IVA dan papsmear ke HPV DNA, ini untuk pencegahan,” jelas Menkes.
Selain upaya preventif melalui skrining kesehatan, Kemenkes juga mendorong seluruh daerah mampu melakukan perawatan dan pengobatan kanker.
Sebab, sebagian besar pasien kanker yang saat ini sedang berobat merupakan penderita kanker stadium lanjut yang membutuhkan penanganan optimal.
“Kami mendorong agar 514 kabupaten/kota mampu melakukan bedah onkologi dan kemoterapi serta 34 provinsi bisa melakukan radioterapi,” lanjutnya.
Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan percepatan pemenuhan tenaga kesehatan yang bermutu dan berkualitas.
Para tenaga kesehatan yang berkualitas ini, nantinya diharapkan akan tersebar ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ada di seluruh Indonesia hingga ke daerah-daerah.
Langkah ini akan dilakukan melalui beberapa program khusus seperti pengiriman dokter spesialis adaptan luar negeri, penugasan khusus, dan program pengampuan.
Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) sebagai salah satu organisasi profesi yang dekat dengan layanan ini diminta Menkes untuk membantu pemerintah dalam penyediaan tenaga kesehatan yang dibutuhkan.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Cosphiadi Irawan berharap upaya pemerintah untuk memperkuat deteksi dini penyakit kanker, dapat menekan jumlah kesakitan dan kematian akibat kanker.
“Di Puskesmas nantinya akan ada 10 ribu USG yang akan digunakan untuk deteksi dini kanker payudara, sehingga delay of diagnosis harapannya bisa kita kurangi,” kata Cosphiadi.
Cosphiadi juga berharap langkah dari Kemenkes ini bisa mendapat dukungan dari para tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit.
“Saatnya kita duduk bersama untuk mendukung pemerintah melakukan reformasi layanan kanker yang lebih baik,” pungkasnya. (fat)