Jakarta (pilar.id) – Sekolah Rakyat Pancoran dan warga Pancoran Buntu II menginisiasi acara Parang alias Pancoran Berjuang. Acara itu digelar untuk menyemangati warga sekaligus mengenang peristiwa satu tahun lalu, saat terjadi bentrok dan penggusuran tempat tinggal.
“Satu tahun yang lalu kita pernah bentrok dua kali. Bukan bentrok, tapi diserang. Tepatnya tanggal 24 Februari dan 17 Maret. Maka bertepatan kemarin kita memperingati itu,” kata Lili, warga Pancoran Buntu II.
Sebelumnya, pihak pemerintah telah menawarkan biaya ganti rugi pada mereka. Namun menurut Lili, taearan tersebut tidak sebanding dengan kebutuhan hidup dan kenangan tempat tinggal.
“Dulu ada yang datang untuk menawarkan mengganti kerugian keluar dari sini, Tapi uang segitu nggak sesuai dengan kerugian. Karena kita mengorbankan hidup dan kenangan,” ungkap Lili.
Acara Parang yang mereka gelar, berisi rangkaian kegiatan seperti Aqustik, baca puisi, pasar gratis, donasi baju, pameran, paduan suara, pentas tari, dan sebagainya. Selain melibatkan warga sekitar, Parang juga diikuti sejumlah mahasiwa dan komunitas lainnya.
“Tujuan kami ya refresh, mengenang warga yang jadi korban bentrok. Dan mengingatkan juga pada warga dan pemerintah agar tidak terjadi lagi kejadian seperti itu. Serta menyemangati warga agar tetap memperjuangkan ruang hidup,” pungkas Lili. (ptr/hdl)